wirausaha

1.        Pengertian
-          Strategi bisnis : cara-cara yang digunakan perusahaan untuk mendapatkan keunggulan persaingan di dalam setiap bisnis ut manya.
-          Kewirausahaan : proses penciptaan nilai lewat pengakuan terhadap peluang bisnis, manajemen pengambilan resiko yg sesuai dengan peluang yg ada.
Konsep :
- Konsep Strategi bisnis dan kewirausahaan adalah sebuah rencana yang komprehensif yang mengintegrasikan segala resources dan capabilities yang mempunyai tujuan jangka panjang untuk memenangkan kompetisi

2.    Tantangan Strategi Bisnis :
1.      Perubahan fundamental pertama yang mempunyai dampak langsung pada perekonomian nasional, dan usaha kecil nasional, adalah globalisasi dan liberalisasi perdagangan
2.      Perubahan fundamental kedua berkenaan dengan dinamika pembangunan ekonomi nasional itu sendiri, yaitu trans formasi struktur perekonomian dari ekonomi tradisional ke ekonomi modern, dari ekonomi agraris ke ekonomi industri.

3. Hakekat Kewirausahaan adalah sifat, ciri dan watak seseorang yang memiliki  kemauan dalam mewujudkan gagasan inovatif ke dalam dunia nyata secara kreatif.

hakekat pentingnya Kewirausahaan, yaitu:
• Kewirausahaan adalah suatu nilai yang diwujudkan dalam perilaku yang
dijadikan sumber daya, tenaga penggerak, tujuan, siasat, kiat, proses
dan hasil bisnis (Ahmad Sanusi, 1994) • Kewirausahaan adalah suatu nilai yang dibutuhkan untuk memulai
sebuah usaha dan mengembangkan usaha (Soeharto Prawiro, 1997)
• Kewirausahaan adalah suatu proses dalam mengerjakan sesuatu yang
baru  (kreatif) dan berbeda (inovatif) yang bermanfaat dalam
memberikan nilai lebih.
• Kewirausahaan adalah kemampuan untuk menciptakan  sesuatu yang
baru dan berbeda (Drucker, 1959)
• Kewirausahaan adalah suatu proses penerapan kreatifitas dan
keinovasian dalam memecahkan  persoalan dan menemukan peluang
untuk memperbaiki kehidupan usaha (Zimmerer, 1996)
• Kewirausahaan adalah usaha menciptakan nilai tambah dengan jalan
mengkombinasikan sumber-sumber melalui cara-cara baru dan berbeda
untuk memenangkan persaingan.

              Sifat/Karakter entrepreneur :
1. Percaya Diri                               Keyakinan, kemandirian,
individualitas, optimisme.


 2. Berorientasikan tugas              2. Kebutuhan akan prestasi,
    dan hasil                                                berorientasi pada laba, memiliki 
ketekunan dan ketabahan, memiliki
tekad yang kuat, suka bekerja keras,
energik dan emiliki inisiatif.

.
 
3. Pengambil Resiko.                    Memiliki kemampuan mengambil
resiko dan suka pada tantangan



4. Kepemimpinan.                                     Bertingkah laku sebagai pemimpin,
dapat bergaul dengan orang lain dan
suka terhadap saran dan  kritik
                                                                   yang membangun




5. Keorisinilan.                              Memiliki inovasi dan kreativitas       
                                                       tinggi, fleksibel, serba bisa dan    
                                                        memiliki jaringan bisnis yang luas



6. Berorientasi ke masa  depan    Persepsi dan memiliki cara pAndang/  
                                                       cara pikir yang berorientasi pada  
                                                      masa depan

7. Jujur dan tekun                                     Memiliki keyakinan bahwa hidup itu
sama dengan kerja




a. Disiplin
Dalam melaksanakan kegiatannya,  seorang wirausahawan harus memiliki
kedisiplinan yang tinggi.  Arti dari kata disiplin itu sendiri adalah ketepatan
komitmen wirausahawan  terhadap tugas  dan pekerjaannya. Ketepatan
yang dimaksud bersifat menyeluruh,  yaitu ketepatan terhadap waktu,
kualitas pekerjaan, sistem kerja dan sebagainya. 

Ketepatan terhadap waktu, dapat dibina dalam diri seseorang dengan
berusaha menyelesaikan pekerjaan sesuai dengan waktu yang
direncanakan. Sifat sering menunda pekerjaan dengan berbagai macam
alasan, adalah kendala yang dapat menghambat seorang wirausahawan 
meraih keberhasilan.

Kedisiplinan terhadap komitmen akan  kualitas pekerjaan dapat dibina
dengan ketaatan wirausahawan akan komitmen tersebut. Wirausahawan
harus taat azas. Hal tersebut akan dapat tercapai jika wirausahawan
memiliki kedisiplinan yang tinggi  terhadap sistem kerja yang telah
ditetapkan. Ketaatan wirausahawan akan kesepakatan-kesepakatan  yang
dibuatnya adalah  contoh dari kedisiplinan akan kualitas pekerjaan dan
sistem kerja.

b. Komitmen Tinggi
Komitmen adalah kesepakatan mengenai  sesuatu hal yang dibuat oleh
seseorang, baik  terhadap dirinya sendiri maupun orang lain. 

Dalam melaksanakan kegiatannya, seorang wirausahawan harus memiliki
komimten yang jelas, terarah dan bersifat  progressif (berorientasi pada kemajuan). Komitmen terhadap dirinya sendiri dapat dibuat dengan
mengidentifikasi cita-cita, harapan dan  target-target yang direncanakan
dalam hidupnya. Sedangkan contoh komitmen wirausahawan terhadap
orang lain terutama konsumennya adalah pelayanan prima yang
berorientasi pada kepuasan konsumen, kualitas produk yang sesuai
dengan harga produk yang ditawarkan,  problem solving bagi masalah
konsumen, dan sebagainya.

Seorang wirausahawan yang teguh  menjaga komitmennya terhadap
konsumen, akan memiliki nama baik (goodwill) di mata konsumen yang
akhirnya wirausahawan tersebut akan mendapatkan kepercayaan dari
konsumen, dengan dampak pembelian terus meningkat sehingga pada
akhirnya tercapai target perusahaan yaitu memperoleh laba yang
diharapkan.
 
c. Jujur
Kejujuran merupakan lAndasan  moral yang terkadang dilupakan oleh
seorang wirausahawan. Kejujuran dalam berperilaku bersifat kompleks.
Kejujuran mengenai karakteristik   produk (barang dan jasa) yang
ditawarkan, kejujuran mengenai promosi yang dilakukan, kejujuran
mengenai pelayanan purna jual yang  dijanjikan dan kejujuran mengenai
segala kegiatan yang terkait dengan penjualan produk yang dilakukan oleh
wirausahawan.

d. Kreatif dan Inovatif
Untuk memenangkan persaingan, maka seorang wirausahawan harus
memiliki daya kreativitas yang tinggi.  Daya kreatifitas tersebut sebaiknya
adalah dilAndasi oleh cara berpikir yang maju, penuh dengan gagasan-
gagasan baru yang berbeda dengan produk-produk yang telah ada selama
ini di pasar. Gagasan-gagasan yang kreatif umumnya tidak dapat dibatasi
oleh ruang, bentuk ataupun waktu. Justru seringkali ide-ide jenius yang memberikan terobosan-terobosan baru dalam dunia usaha awalnya adalah
dilAndasi oleh gagasan-gagasan kreatif yang kelihatannya mustahil.

Namun,gagasan-gagasan yang baikpun,  jika tidak diimplementasikan
dalam kehidupan sehari-hari, hanya akan menjadi sebuah mimpi. Gagasan-
gagasan yang jenius umumnya membutuhkan daya inovasi yang tinggi dari
wirausahawan yang bersangkutan. Kreativitas yang tinggi tetap
membutuhkan sentuhan inovasi agar laku di pasar. Inovasi yang
dibutuhkan adalah kemampuan wirausahawan dalam menambahkan nilai
guna/nilai manfaat terhadap suatu produk dan menjaga mutu produk
dengan memperhatikan “market oriented” atau apa yang sedang laku
dipasaran. Dengan bertambahnya nilai guna atau manfaat pada sebuah
produk, maka meningkat pula daya jual produk tersebut di mata konsumen,
karena adanya peningkatan nilai ekonomis bagi produk tersebut bagi
konsumen.

e. Mandiri
Seseorang dikatakan “mandiri” apabila orang tersebut dapat melakukan
keinginan dengan baik tanpa adanya ketergantungan pihak lain dalam
mengambil keputusan atau bertindak, termasuk mencukupi kebutuhan
hidupnya, tanpa adanya ketergantungan    dengan pihak lain. Kemandirian
merupakan sifat  mutlak yang harus dimiliki oleh seorang wirausahawan.
Pada prinsipnya seorang wirausahawan harus memiliki sikap mandiri dalam
memenuhi kegiatan usahanya. 

f. Realistis
Seseorang dikatakan Realistis bila orang tersebut mampu menggunakan
fakta/realita sebagai lAndasan berpikir yang rasionil dalam setiap
pengambilan keputusan maupun tindakan/perbuatannya.
 Banyak seorang calon wirausahawan yang berpotensi tinggi, namun pada
akhirnya mengalami kegagalan hanya karena wirausahawan tersebut tidak
realistis, obyektif dan rasionil dalam pengambilan keputusan bisnisnya.
Karena itu dibutuhkan kecerdasan dalam melakukan seleksi terhadap
masukan-masukan/sumbang saran yang ada keterkaitan erat dengan
tingkat keberhasilan usaha yang sedang dirintis.



Bab 4
Hakekat, Karakteristik dan Nilai-nilai Hakiki Kewirausahaan

1. Tujuan Instruksional Umum (TIU)
Mahasiswa dapat menjelaskan hakekat,  karakteristik dan nilai-nilai hakiki
kewirausahaan

2.  Tujuan Instruksional Khusus (TIK)
 Setelah menyelesaikan pembahasan materi ini diharapkan mahasiswa dapat
menjelaskan:
• Hakekat Kewirausahaan
• Karakteristik Umum  Kewirausahaan
• Nilai-nilai Hakiki Kewirausahaan
 Serta dapat melakukan analisis terhadap kasus kewirausahaan

A. HAKEKAT KEWIRAUSAHAAN
Anda tentu sering mendengar tentang kata “Wirausaha”, “Kewirausahaan”
maupun “Wirausahawan”
Apakah yang dimaksud dengan “Wirausaha”, “Kewirausahaan” maupun
“Wirausahawan” tersebut? Dan apakah beda ketiga kata tersebut?

Wirausaha adalah kemampuan yang dimiliki oleh seseorang untuk melihat
dan menilai kesempatan-kesempatan bisnis; mengumpulkan sumber daya-
sumber daya yang dibutuhkan untuk mengambil tindakan yang tepat  dan 
mengambil keuntungan dalam rangka meraih sukses.

Kewirausahaan pada hakekatnya adalah sifat, ciri dan watak seseorang
yang memiliki  kemauan dalam mewujudkan gagasan inovatif ke dalam
dunia nyata secara kreatif. 
Sedangkan yang dimaksudkan dengan seorang Wirausahawan adalah
orang-orang yang memiliki kemampuan melihat dan menilai kesempatan-
kesempatan bisnis; mengumpulkan sumber daya-sumber daya yang
dibutuhkan untuk mengambil tindakan yang tepat,  mengambil keuntungan
serta memiliki sifat, watak dan kemauan untuk mewujudkan gagasan
inovatif kedalam dunia nyata secara kreatif  dalam rangka meraih
sukses/meningkatkan pendapatan.

Intinya,  seorang Wirausahawan adalah orang-orang yang memiliki jiwa
Wirausaha dan mengaplikasikan hakekat Kewirausahaan dalam hidupnya.  
Orang-orang yang memiliki kreativitas  dan inovasi yang tinggi dalam
hidupnya. Secara epistimologis,  sebenarnya kewirausahaan hakikatnya
adalah suatu kemampuan dalam berpikir  kreatif dan berperilaku inovatif
yang dijadikan dasar, sumber daya, tenaga penggerak, tujuan, siasat dan
kiat dalam menghadapi  tantangan hidup. Seorang wirausahawan tidak
hanya dapat berencana, berkata-kata  tetapi juga berbuat, merealisasikan
rencana-rencana dalam pikirannya ke dalam suatu tindakan yang
berorientasi pada sukses. Maka dibutuhkan kreatifitas, yaitu pola pikir
tentang sesuatu yang baru, serta inovasi, yaitu tindakan dalam melakukan
sesuatu yang baru.

Beberapa konsep kewirausahaan seolah identik dengan kemampuan para
wirausahawan dalam dunia usaha (business). Padahal, dalam
kenyataannya, kewirausahaan tidak selalu identik dengan watak/ciri
wirausahawan semata, karena sifat-sifat wirausahawanpun dimiliki oleh
seorang yang bukan wirausahawan. Wirausaha mencakup semua aspek
pekerjaan, baik karyawan swasta maupun pemerintahan (Soeparman
Soemahamidjaja, 1980). Wirausahawan  adalah mereka yang melakukan
upaya-upaya kreatif dan  inovatif dengan jalan mengembangkan ide, dan meramu sumber daya untuk menemukan peluang  (opportunity)  dan
perbaikan (preparation) hidup (Prawirokusumo, 1997)

Kewirausahaan  (entrepreneurship) muncul apabila seseorang individu
berani mengembangkan usaha-usaha  dan ide-ide barunya. Proses
kewirausahaan meliputi semua fungsi, aktivitas dan tindakan yang
berhubungan dengan perolehan peluang dan penciptaan organisasi usaha
(Suryana, 2001). Esensi dari kewirausahaan adalah menciptakan nilai
tambah di pasar melalui proses  pengkombinasian sumber daya dengan
cara-cara baru dan berbeda agar dapat bersaing. Menurut Zimmerer
(1996:51), nilai tambah tersebut dapat diciptakan melalui cara-cara sebagai
berikut:
• Pengembangan teknologi baru (developing new technology)
• Penemuan pengetahuan baru (discovering new knowledge)
• Perbaikan produk (barang dan jasa) yang sudah ada  (improving
existing products or services)
• Penemuan cara-cara yang berbeda untuk menghasilkan barang dan
jasa yang lebih banyak dengan sumber daya yang lebih sedikit (finding
different ways of providing more goods and services with fewer
resources)

Walaupun di antara  para ahli ada yang lebih menekankan  kewirausahaan
pada  peran pengusaha kecil, namun sifat  inipun sebenarnya dimiliki oleh
orang-orang  yang berprofesi di luar wirausahawan. Jiwa kewirausahaan
ada pada setiap orang yang menyukai perubahan, pembaharuan, kemajuan
dan tantangan, apapun profesinya.

Dengan demikian, ada enam hakekat pentingnya Kewirausahaan, yaitu:
• Kewirausahaan adalah suatu nilai yang diwujudkan dalam perilaku yang
dijadikan sumber daya, tenaga penggerak, tujuan, siasat, kiat, proses
dan hasil bisnis (Ahmad Sanusi, 1994) • Kewirausahaan adalah suatu nilai yang dibutuhkan untuk memulai
sebuah usaha dan mengembangkan usaha (Soeharto Prawiro, 1997)
• Kewirausahaan adalah suatu proses dalam mengerjakan sesuatu yang
baru  (kreatif) dan berbeda (inovatif) yang bermanfaat dalam
memberikan nilai lebih.
• Kewirausahaan adalah kemampuan untuk menciptakan  sesuatu yang
baru dan berbeda (Drucker, 1959)
• Kewirausahaan adalah suatu proses penerapan kreatifitas dan
keinovasian dalam memecahkan  persoalan dan menemukan peluang
untuk memperbaiki kehidupan usaha (Zimmerer, 1996)
• Kewirausahaan adalah usaha menciptakan nilai tambah dengan jalan
mengkombinasikan sumber-sumber melalui cara-cara baru dan berbeda
untuk memenangkan persaingan.

B.  KARAKTERISTIK SIKAP DAN PERILAKU WIRAUSAHAWAN

Dari pengertian Wirausahawan di atas, maka kita dapat mengambil
kesimpulan bahwa seorang wirausahawan  adalah individu-individu yang
berorientasi kepada tindakan, dan memiliki motivasi tinggi, yang beresiko
dalam mengejar tujuannya.

Untuk dapat mencapai tujuan-tujuannya, maka diperlukan  sikap dan
perilaku yang mendukung pada diri  seorang wirausahawan. Sikap dan
Perilaku  sangat dipengaruhi oleh sifat dan watak yang dimiliki oleh
seseorang. Sifat dan watak yang baik, berorientasi pada kemajuan dan
positif merupakan sifat dan watak  yang dibutuhkan oleh seorang
wirausahawan agar wirausahawan tersebut dapat maju/sukses.

Daftar ciri-ciri dan sifat-sifat profil seorang wirausahawan:
Ciri-Ciri Watak 1. Percaya Diri 


2. Berorientasikan tugas
dan hasil.




3. Pengambil Resiko.



4. Kepemimpinan.




5. Keorisinilan.



6. Berorientasi ke masa
depan.


7. Jujur dan tekun
1. Keyakinan, kemandirian,
individualitas, optimisme.

2. Kebutuhan akan prestasi,
berorientasi pada laba, memiliki 
ketekunan dan ketabahan, memiliki
tekad yang kuat, suka bekerja keras,
energik dan emiliki inisiatif.

3. Memiliki kemampuan mengambil
resiko dan suka pada tantangan.


4. Bertingkah laku sebagai pemimpin,
dapat bergaul dengan orang lain dan
suka terhadap saran dan  kritik
       yang membangun.

5.  Memiliki inovasi dan kreativitas       
     tinggi, fleksibel, serba bisa dan    
     memiliki jaringan bisnis yang luas.

6.  Persepsi dan memiliki cara pAndang/  
     cara pikir yang berorientasi pada  
     masa depan

 7. Memiliki keyakinan bahwa hidup itu
sama dengan kerja
 Dari daftar ciri dan sifat watak  seorang wirausahawan di atas, dapat kita
identifikasi sikap seorang wirausahawan yang dapat diangkat dari
kegiatannya sehari-hari, sebagai berikut:

a. Disiplin
Dalam melaksanakan kegiatannya,  seorang wirausahawan harus memiliki
kedisiplinan yang tinggi.  Arti dari kata disiplin itu sendiri adalah ketepatan
komitmen wirausahawan  terhadap tugas  dan pekerjaannya. Ketepatan
yang dimaksud bersifat menyeluruh,  yaitu ketepatan terhadap waktu,
kualitas pekerjaan, sistem kerja dan sebagainya. 

Ketepatan terhadap waktu, dapat dibina dalam diri seseorang dengan
berusaha menyelesaikan pekerjaan sesuai dengan waktu yang
direncanakan. Sifat sering menunda pekerjaan dengan berbagai macam
alasan, adalah kendala yang dapat menghambat seorang wirausahawan 
meraih keberhasilan.

Kedisiplinan terhadap komitmen akan  kualitas pekerjaan dapat dibina
dengan ketaatan wirausahawan akan komitmen tersebut. Wirausahawan
harus taat azas. Hal tersebut akan dapat tercapai jika wirausahawan
memiliki kedisiplinan yang tinggi  terhadap sistem kerja yang telah
ditetapkan. Ketaatan wirausahawan akan kesepakatan-kesepakatan  yang
dibuatnya adalah  contoh dari kedisiplinan akan kualitas pekerjaan dan
sistem kerja.

b. Komitmen Tinggi
Komitmen adalah kesepakatan mengenai  sesuatu hal yang dibuat oleh
seseorang, baik  terhadap dirinya sendiri maupun orang lain. 

Dalam melaksanakan kegiatannya, seorang wirausahawan harus memiliki
komimten yang jelas, terarah dan bersifat  progressif (berorientasi pada kemajuan). Komitmen terhadap dirinya sendiri dapat dibuat dengan
mengidentifikasi cita-cita, harapan dan  target-target yang direncanakan
dalam hidupnya. Sedangkan contoh komitmen wirausahawan terhadap
orang lain terutama konsumennya adalah pelayanan prima yang
berorientasi pada kepuasan konsumen, kualitas produk yang sesuai
dengan harga produk yang ditawarkan,  problem solving bagi masalah
konsumen, dan sebagainya.

Seorang wirausahawan yang teguh  menjaga komitmennya terhadap
konsumen, akan memiliki nama baik (goodwill) di mata konsumen yang
akhirnya wirausahawan tersebut akan mendapatkan kepercayaan dari
konsumen, dengan dampak pembelian terus meningkat sehingga pada
akhirnya tercapai target perusahaan yaitu memperoleh laba yang
diharapkan.
 
c. Jujur
Kejujuran merupakan lAndasan  moral yang terkadang dilupakan oleh
seorang wirausahawan. Kejujuran dalam berperilaku bersifat kompleks.
Kejujuran mengenai karakteristik   produk (barang dan jasa) yang
ditawarkan, kejujuran mengenai promosi yang dilakukan, kejujuran
mengenai pelayanan purna jual yang  dijanjikan dan kejujuran mengenai
segala kegiatan yang terkait dengan penjualan produk yang dilakukan oleh
wirausahawan.

d. Kreatif dan Inovatif
Untuk memenangkan persaingan, maka seorang wirausahawan harus
memiliki daya kreativitas yang tinggi.  Daya kreatifitas tersebut sebaiknya
adalah dilAndasi oleh cara berpikir yang maju, penuh dengan gagasan-
gagasan baru yang berbeda dengan produk-produk yang telah ada selama
ini di pasar. Gagasan-gagasan yang kreatif umumnya tidak dapat dibatasi
oleh ruang, bentuk ataupun waktu. Justru seringkali ide-ide jenius yang memberikan terobosan-terobosan baru dalam dunia usaha awalnya adalah
dilAndasi oleh gagasan-gagasan kreatif yang kelihatannya mustahil.

Namun,gagasan-gagasan yang baikpun,  jika tidak diimplementasikan
dalam kehidupan sehari-hari, hanya akan menjadi sebuah mimpi. Gagasan-
gagasan yang jenius umumnya membutuhkan daya inovasi yang tinggi dari
wirausahawan yang bersangkutan. Kreativitas yang tinggi tetap
membutuhkan sentuhan inovasi agar laku di pasar. Inovasi yang
dibutuhkan adalah kemampuan wirausahawan dalam menambahkan nilai
guna/nilai manfaat terhadap suatu produk dan menjaga mutu produk
dengan memperhatikan “market oriented” atau apa yang sedang laku
dipasaran. Dengan bertambahnya nilai guna atau manfaat pada sebuah
produk, maka meningkat pula daya jual produk tersebut di mata konsumen,
karena adanya peningkatan nilai ekonomis bagi produk tersebut bagi
konsumen.

e. Mandiri
Seseorang dikatakan “mandiri” apabila orang tersebut dapat melakukan
keinginan dengan baik tanpa adanya ketergantungan pihak lain dalam
mengambil keputusan atau bertindak, termasuk mencukupi kebutuhan
hidupnya, tanpa adanya ketergantungan    dengan pihak lain. Kemandirian
merupakan sifat  mutlak yang harus dimiliki oleh seorang wirausahawan.
Pada prinsipnya seorang wirausahawan harus memiliki sikap mandiri dalam
memenuhi kegiatan usahanya. 

f. Realistis
Seseorang dikatakan Realistis bila orang tersebut mampu menggunakan
fakta/realita sebagai lAndasan berpikir yang rasionil dalam setiap
pengambilan keputusan maupun tindakan/perbuatannya.
 Banyak seorang calon wirausahawan yang berpotensi tinggi, namun pada
akhirnya mengalami kegagalan hanya karena wirausahawan tersebut tidak
realistis, obyektif dan rasionil dalam pengambilan keputusan bisnisnya.
Karena itu dibutuhkan kecerdasan dalam melakukan seleksi terhadap
masukan-masukan/sumbang saran yang ada keterkaitan erat dengan
tingkat keberhasilan usaha yang sedang dirintis.
 

metlit

Konsep Dasar Penelitian
Lukmanulhakim Almamalik                                                                         Metodologi Penelitian  I -1

1 KONSEP DASAR PENELITIAN



A. MAKNA PENELITIAN

Penelitian, kata dasarnya adalah teliti yang artinya cermat atau seksama. Menurut
Kamus Besar Bahasa Indonesia (1988), penelitian  dapat merupakan pemeriksaan yang
teliti atau penyelidikan. Penelitian merupakan usaha penyelidikan yang sistematis
dan terorganisasi untuk menyelidiki masalah tertentu yang memerlukan jawaban
(Sekaran, 1994:4). Kata sistematis dan  terorganisasi menunjukkan bahwa untuk
mencapai tujuannya penelitian menggunakan cara-cara atau prosedur tertentu yang
diatur dengan baik.

1.  Mengapa penelitian dilakukan atau apa tujuan penelitian?

Penelitian merupakan refleksi dari keinginan untuk mengetahui sesuatu berupa fakta-
fakta atau fenomena secara lebih mendalam. Perhatian dan pengamatan terhadap
fakta atau fenomena merupakan awal dari kegiatan penelitian yang menimbulkan
suatu pertanyaan masalah. Penelitian pada dasarnya merupakan penyelidikan yang
sistematis untuk
a.  memecahkan permasalahan atau menjawab pertanyaan penelitian (tujuan
jangka pendek/tujuan praktis).
b.  mengembangkan pengetahuan (tujuan jangka panjang).

2.  Karakteristik Penelitian

Ada tiga faktor yang merupakan karakteristik penelitian: tujuan penelitian, metode
penelitian, dan hubungan antara penelitian dan ilmu. Disamping aspek motivasi dan
tujuan penelitian, peneliti perlu mempelajari Metodologi Penelitian.

Metodologi berasal dari kata method yang berarti cara atau suatu prosedur, dan logos
atau  ilmu. Menurut para ahli, penggunaan metodologi penelitian dianggap baik
apabila seorang peneliti mampu mengidentifikasi masalah yang dihadapi,
merumuskan masalah tersebut secara tepat, menentukan prosedur penelitian yang
digunakan secara rinci sehingga memungkinkan peneliti lain, kalau perlu, bisa
mengulangi penelitian yang sama, menggunakan desain yang tepat serta melaporkan
hasil-hasilnya dengan menggunakan metoda yang dapat dipertanggungjawabkan. Konsep Dasar Penelitian
Lukmanulhakim Almamalik                                                                         Metodologi Penelitian  I -2

B.  SIKAP ILMIAH

1.  Bagaimana Memilih Pengetahuan yang Benar?

Terdapat dua pendekatan yang dapat dilakukan untuk mendapat/mencapai
kebenaran:
a.  Pendekatan non ilmiah.
b.  Pendekatan ilmiah.

a.  Pendekatan non ilmiah
Pendekatan non ilmiah merupakan usaha  pencarian kebenaran/pengetahuan tanpa
melewati tata tertib pendekatan ilmiah. Pendekatan non ilmiah ini biasanya dilakukan
dengan cara berikut: menggunakan akal sehat, menggunakan prasangka, menggunakan
intuisi, suatu penemuan kebetulan dan coba-coba, serta pendapat otoritas ilmiah dan
pikiran kritis.

1)  Menggunakan akal sehat
Akal sehat merupakan serangkaian konsep dan bagan konseptual yang
memuaskan untuk penggunaan praktis manusia.
Contoh 1.1
•  Karena sinar matahari bisa membunuh kuman, maka orang yang sakit agar
sembuh di jemur di bawah sinar matahari.  Alasannya adalah kuman
menyebabkan orang sakit.

•  Menurut akal sehat, banyak pendidik meyakini bahwa hukuman adalah
alat utama dalam pendidikan. Namun berdasarkan hasil penelitian
menunjukkan bahwa bukan hukuman yang merupakan alat utama dalam
pendidikan, melainkan ganjaran.

Kelemahan pencarian kebenaran/pengetahuan dengan cara menggunakan
akal sehat adalah  kecenderungan untuk melakukan generalisasi. Dari contoh
1.1, diketahui bahwa tidak semua orang sakit disebabkan oleh kuman atau
hukuman merupakan alat utama dalam pendidikan.

2)  Menggunakan prasangka
Penggunaan prasangka biasanya dilakukan apabila pencapaian tujuan secara
akal sehat  diwarnai oleh kepentingan orang yang melakukannya. Dengan
menggunakan prasangka, orang cenderung mempersempit pengamatannya.
Contoh 1.2
•  Ketika terjadi pemboman lagi di  Aceh, orang-orang GAM ditangkapi.
Alasannya adalah karena GAM adalah organisasi pengacau keamanan di
Aceh, maka setiap ada pemboman pasti dilakukan GAM.

Kelemahan dengan cara ini adalah orang cenderung mempersempit
pengamatan dan cenderung mengkambinghitamkan orang lain. Dari contoh
1.2, hanya GAM yang diperhatikan gerak-geriknya dan aparat keamanan
menganggap GAM adalah penyebab terjadinya kekacauan keamanan di Aceh
padahal aparat keamanan yang kerjanya kurang baik.

 Konsep Dasar Penelitian
Lukmanulhakim Almamalik                                                                         Metodologi Penelitian  I -3

3)  Pendekatan intuitif
Mengambil kesimpulan/menetukan pendapat melalui proses yang tidak
disadari/tidak dipikirkan langkah-langkahnya terlebih dahulu. Di sini tidak
ada langkah-langkah sistematis dan terkendali.
            Contoh 1.3
•  Pemilihan lokasi bisnis yang dilakukan seorang wirausahawan seringkali
menggunakan intuisi.
•  Banyak yang menentukan calon pasangan hidupnya didasarkan atas
intuisinya.

4)  Penemuan secara kebetulan dan coba-coba.
Dalam sejarah manusia, banyak penemuan diperoleh secara kebetulan/tanpa
rencana.
            Contoh 1.4
•  Penemuan kina sebagai obat malaria.
•  Penemuan hukum Newton.
•  Penemuan kue brownies. 

Walaupun penemuan-penemuan yang diperoleh ini sangat berguna, akan
tetapi penemuan ini bukan didapatkan melalui pendekatan ilmiah.

5)  Pendapat otoritas ilmiah
Otoritas ilmiah adalah orang yang biasanya menempuh pendidikan formal
tinggi dan/atau punya pengalaman cukup banyak. Pendapat mereka sering
diterima tanpa diuji lebih dahulu karena dipandang benar. Tetapi pendapat
otoritas tidak selamanya benar, karena tidak berdasarkan penelitian tetapi atas
pemikiran logis.
           Contoh 1.5
•  Pergantian Presiden akan memberikan sentimen positif pada pasar saham
dan mata uang.
•  Apa yang dikatakan oleh Gus Dur seringkali dianggap sebagai informasi
benar oleh para pendukungnya. 

b.  Pendekatan Ilmiah
Pendekatan ilmiah merupakan pencarian kebenaran atau pengetahuan didasarkan
atas ciri-ciri keilmuan (rasional, empiris, dan sistematis) dan dibangun didasarkan
atas teori tertentu.

1.  Rasional berarti kegiatan penelitian dilakukan dengan cara yang masuk akal, sehingga
terjangkau oleh penalaran manusia.
2.  Empiris berarti cara-cara yang dilakukan itu dapat diamati oleh panca indera manusia,
sehingga orang lain dapat mengamati dan mengetahui cara-cara yang digunakan.
3.  Sistematis berarti menggunakan proses dengan langkah-langkah logis.

Setiap usaha yang dinyatakan sebagai usaha ilmiah harus didasarkan atas sistem
dan metode tertentu yang menjadi pedoman disebut metode ilmiah. Dengan
demikian, upaya mencari kebenaran dengan pendekatan ilmiah dilakukan dengan
cara-cara atau langkah-langkah yang teratur dan sistematis.
 Konsep Dasar Penelitian
Lukmanulhakim Almamalik                                                                         Metodologi Penelitian  I -4
Proses pencarian kebenaran/pengetahuan menggunakan metode ilmiah berawal
dari penemuan masalah, merujuk teori, menggunakan hipotesis, mengumpulkan
data, menganalisis data, dan membuat kesimpulan.

Kriteria metoda ilmiah harus dilakukan: berdasarkan fakta, bebas dari prasangka,
menggunakan prinsip analisis, menggunakan hipotesis, menggunakan ukuran
obyektif, dan menggunakan teknik kuantifikasi.


C.  PENELITIAN ILMIAH

Penelitian ilmiah merupakan bagian tak terpisahkan dari ilmu pengetahuan.
Penelitian ilmiah merupakan  penelitian yang mengandung unsur-unsur ilmiah atau
keilmuan dalam aktivitasnya.  Unsur-unsur yang penting dalam penelitian ilmiah
adalah observasi dan nalar (reasoning).

Penelitian ilmiah juga berarti penyelidikan yang sistematik, terkontrol, empiris dan
kritis tentang fenomena-fenomena alami,  dipandu oleh teori-teori dan hipotesis
tentang hubungan yang diduga terdapat diantara fenomena-fenomena tersebut.

Penelitian ilmiah dapat merupakan mesin yang memproses produk ilmu
pengetahuan.

Penelitian ilmiah merupakan serangkaian kegiatan sistematis yang didasarkan pada
metode ilmiah dengan tujuan mendapatkan jawaban secara ilmiah terhadap
permasalahan atau pertanyaan penelitian yang diajukan sebelumnya.

1.  Syarat Melakukan Penelitian Ilmiah

Diperlukan paling tidak dua syarat agar penelitian ilmiah dapat dilakukan dengan
baik:
a.  Memahami konsep dasar ilmu pengetahuan yang berkaitan dengan obyek
penelitian.
Contoh 1.6
•  Jika seseorang ingin melakukan penelitian yang berkaitan dengan
pemasaran, maka ia harus mempelajari dan memahami konsep dan teori
pemasaran.
•  Jika seseorang ingin melakukan penelitian/membuat tugas akhir yang
berkaitan dengan perancangan aplikasi sistem informasi inventori barang,
maka ia harus mempelajari dan memahami konsep perancangan sistem
informasi, bahasa program yang akan digunakan, serta teori dan konsep
inventori barang.
  
b.  Menguasai metodologi penelitian (pengetahuan tentang berbagai metoda yang
digunakan dalam penelitian ilmiah). Agar penelitian yang dilakukan sesuai
dengan harapan dan tujuan, seorang peneliti harus menguasai metodologi
penelitian yang dilakukan.
Contoh 1.7
•  Metode penelitian yang digunakan dalam bidang rekayasa (engineering),
misalnya perancangan sistem informasi seringkali mempunyai perbedaan Konsep Dasar Penelitian
Lukmanulhakim Almamalik                                                                         Metodologi Penelitian  I -5
dengan metode penelitian yang digunakan dalam bidang manajemen atau
sosial.
     

D. KONSEP ILMU PENGETAHUAN
    
1.  Ilmu Pengetahuan

Ilmu pengetahuan merupakan konsep yang sulit didefinisikan dengan batas-batas
yang jelas. Cakupannya luas serta batas-batasnya kabur. Fungsi ilmu pengetahuan
juga sering tidak terdefinisikan dengan pasti dan sering dinyatakan secara
berbeda-beda.

Ilmu pengetahuan mencoba menjelaskan fenomena/fakta untuk memahami
hakekat suatu objek, atau mendapatkan pengetahuan tentang objek tersebut.
Pemahamannya dilakukan melalui  observasi/pengamatan terhadap objek.
Hasilnya merupakan sekumpulan fakta/fenomena yang dapat dibuktikan secara
empiris, yaitu dapat diamati langsung oleh manusia dengan menggunakan panca
inderanya.

Ilmu pengetahuan adalah kumpulan teori-teori. Masing-masing teori berguna
untuk menjelaskan hubungan antar fakta. Hubungan antar fakta diamati secara
empiris dan apa adanya tanpa memperhatikan apakah hubungan-hubungan
tersebut indah, bagus, atau baik secara etis. Dengan demikian ilmu pengetahuan
harus jujur, bebas nilai, dan objektif.

Akan tetapi dalam prakteknya, penggunaan ilmu pengetahuan tidak bebas nilai.
Dalam hal ini, seorang ilmuan dapat mempunyai rasa tanggung jawab
kemanusiaan, misalnya dengan mencegah penemuannya disalahgunakan untuk
maksud-maksud buruk. Karena objektif, ilmu pengetahuan harus terbuka, agar
bebas dari nilai-nilai pribadi dan juga harus terbuka untuk semua orang. Karena
terbuka, ilmu pengetahuan jadi bersifat jelas, mulai dari awal penelitian sampai
penarikan kesimpulan.

Kesimpulannya adalah bahwa  Ilmu Pengetahuan harus mempunyai ciri-ciri
berikut, yaitu  terstruktur secara sistematis, merupakan hasil observasi empiris, bersifat
objektif, jelas dan dapat diuji secara terbuka oleh semua orang.


2.  Pola Dalam Kegiatan Berpikir

Ilmu Pengetahuan merupakan hasil kegiatan berpikir, baik dari hasil kegiatan
berpikir rasional dan kegiatan berpikir empiris.

a.  Apakah kegiatan berpikir rasional itu?

Kebenaran sebagai dasar ilmu pengetahuan yang didapat dari pemikiran
manusia secara rasional (menggunakan rasio atau akal), tanpa bukti nyata di
lapangan.
Contoh 1.8
•  Terdapat tiga bilangan real a, b, dan c.  Konsep Dasar Penelitian
Lukmanulhakim Almamalik                                                                         Metodologi Penelitian  I -6
 Jika a > b dan b > c, maka a > c.
             (misalkan bilangan tersebut adalah 2,5, dan 10. Jika 10 > 5 dan 5 > 2, maka
10 > 2)
•  Penentuan awal puasa 1 Ramadhan dan 1 Syawal yang hanya didasarkan
pada metode hisab (perhitungan).

Kelemahan berpikir rasional adalah cenderung sulit untuk memperoleh kata
sepakat tentang kebenaran, karena setiap orang cenderung hanya percaya
menurut kebenaran yang pasti menurut diri sendiri.

Contoh 1.9
•  Contoh kelemahan berpikir rasional adalah pendapat 6 orang yang buta
tentang gajah.


b.  Apakah Kegiatan Berpikir Empiris Itu?

Karena kelemahan berpikir rasional,  muncul pola berpikir lain yang
berlawanan, yaitu berpikir empiris yang menganjurkan agar
kebenaran/pengetahuan dicari dari kenyataan/alam. (Pemikiran ini
dipelopori Sir Francis Bacon).
    

      Contoh 1.10
•  Penentuan awal puasa 1 Ramadhan dan 1 Syawal yang hanya didasarkan
pada metode ru’yat (melihat hilal).

Akan tetapi empirisme mempunyai kelemahan, diantaranya :           
1)  Kadang-kadang fakta yang ada tidak mempunya arti, sehingga tidak bisa
ditafsirkan.
2)  Fakta yang sama bisa diartikan secara berbeda (dari persepsi individu).
3)  Kadang-kadang yang diketahui hanya sebagian fakta, sehingga kumpulan
fakta tidak merupakan pengetahuan yang utuh tentang obyek.

Berangkat dari kelemahan masing-masing kegiatan berpikir tersebut, akhirnya
muncul gagasan untuk menggabungkan  rasionalisme dan empirisme, yang
disebut Metode Keilmuan. Dalam hal ini  Rasionalisme memberikan kerangka
pemikiran logis, sedangkan  Empirisme memberikan kerangka pengujian untuk
memastikan kebenaran.

3.  Proses Kegiatan Keilmuan Konsep Dasar Penelitian
Lukmanulhakim Almamalik                                                                         Metodologi Penelitian  I -7

Tujuan kegiatan keilmuan adalah mencari/menguji kerangka pemikiran logis
(disebut juga Teori, Hukum, Asas, Kaidah, dan sebagainya) yang bersifat umum.
Sifat umum diperlukan agar kerangka pemikiran logis itu dapat digunakan untuk
menjelaskan berbagai gejala dengan macam-macam objek yang berbeda. Proses
kegiatan keilmuan dapat digambarkan pada gambar 1.1.

FENOMENA/FAKTA TEORI
HIPOTESIS
Induksi
Statistika
Observasi/
Pengamatan
Metode
Pengukuran
Metoda
Pengamatan
Deduksi
Aplikasi Teori
Logika/
Matematika
Dunia Rasional
Dunia Empiris
Perumusan Teori (Baru)
Perumusan Teori (Lama)



Gambar 1.1 Proses Kegiatan Keilmuan (Lubis, 1997)

Salah satu cara menarik kesimpulan bersifat umum adalah  PROSES INDUKSI,
yaitu menarik kesimpulan bersifat umum dari kasus-kasus individual.
Contoh 1.11
•  Agus adalah seorang  sales eksekutif kartu kredit sebuah bank swasta. Hasil
penjualan Agus terendah diantara rekan-rekan kerjanya. Dari sini dapat ditarik
kesimpulan (hipotesis) bahwa permasalahannya adalah ia kurang aktif
mengunjungi calon nasabahnya. Hal ini menimbulkan pula hipotesis berbeda
atas bukti-bukti lain, seperti:
a)  Kemampuan menjual Agus rendah, sehingga efektivitas penjualan
menurun.
b)  Agus kurang berbakat bekerja di pemasaran bank.
c)  dsb.
 
Penarikan kesimpulan harus memenuhi persyaratan tertentu. Kesimpulan harus
bersifat umum dan dapat memperhitungkan pengaruh dari faktor kebetulan. Oleh
karena itu, digunakan STATISTIKA.  Statistika dapat digunakan untuk
menghitung besarnya peran faktor  kebetulan dalam penarikan kesimpulan, Konsep Dasar Penelitian
Lukmanulhakim Almamalik                                                                         Metodologi Penelitian  I -8
memberikan jalan untuk sampai pada kesimpulan terhadap objek-objek yang
jumlahnya terbatas, dan mengukur derajat hubungan antara faktor-faktor yang
melandasi suatu masalah.

Konsep lain dalam kegiatan keilmuan adalah PROSES DEDUKSI, yaitu penarikan
kesimpulan bersifat individual dari pernyataan/kerangka berpikir logis yang
bersifat umum.

Contoh 1.12
Premis 1: Semua pegawai Politeknik rajin bekerja.
Premis 2: Rizal seorang pegawai Politeknik.
Premis 3: Rizal rajin bekerja.

Dalam proses Deduksi digunakan logika untuk menerapkan pernyataan bersifat
umum. Logika akhirnya menjadi Matematika.

Dalam proses kegiatan keilmuan, Fenomena/Fakta digunakan untuk:
a.  Merumuskan teori baru.
b.  Menguji teori yang sudah ada.

Fenomena/Fakta diperoleh dari Observasi/Pengamatan, yang harus dilakukan
dengan Metode Pengamatan tertentu. Intensitas suatu gejala/fakta yang diteliti
diukur dengan Metode Pengukuran, yang juga dapat digunakan untuk mengukur
hubungan gejala tersebut dengan gejala  yang lain secara kuantitatif – agar
ketelitian bisa lebih tinggi.

Dunia keilmuan terbagi menjadi Dunia Rasional dan Dunia Empiris. Dalam dunia
rasional, Teori dikembangkan menjadi  Hipotesis ataupun diaplikasikan dengan
bertumpu pada Logika ataupun Matematika. Di dalam dunia empiris, Hipotesis
digunakan sebagai dasar untuk menetapkan Cara Pengamatan ataupun Cara
Pengukuran yang akhirnya memberikan Fenomena/Fakta.

Dengan Statistika, dilakukan penarikan kesimpulan tentang fenomena/fakta
secara induktif, baik untuk merumuskan teori yang baru ataupun menguji teori
yang lama.


E.  PARADIGMA PENELITIAN

Paradigma penelitian, terutama ilmu-ilmu sosial, merupakan kerangka berpikir yang
menjelaskan bagaimana cara pandang peneliti terhadap fakta kehidupan sosial dan
perlakuan peneliti terhadap ilmu atau teori. Paradigma penelitian juga menjelaskan
bagaimana peneliti memahami suatu masalah,  kriteria pengujian sebagai landasan
untuk menjawab masalah penelitian.

Paradigma penelitian secara ekstrim dipisahkan menjadi:
1.  Paradigma Kuantitatif .
2.  Paradigma Kualitatif

1.  Paradigma Kuantitatif Konsep Dasar Penelitian
Lukmanulhakim Almamalik                                                                         Metodologi Penelitian  I -9
Paradigma kuantitatif (penelitian kuantitatif) disebut juga dengan paradigma
tradisional, positivis, eksperimental  atau empiris. Penelitian kuantitatif
menekankan pengujian teori melalui pengukuran variabel dengan angka dan
melakukan analisis data dengan prosedur statistik.
Contoh 1.13
Penelitian dengan pendekatan deduktif yang bertujuan untuk menguji hipotesis
merupakan contoh tipe penelitian yang menggunakan paradigma kuantitatif.




2.  Paradigma Kualitatif
Paradigma kualitatif (penelitian kualitatif) disebut juga dengan pendekatan
konstruktifis, naturalis atau pendekatan interpretatif. Penelitian kualitatif
menekankan pada pemahaman mengenai masalah-masalah dalam kehidupan
sosial berdasarkan kondisi realitas yang holistik, kompleks dan rinci.
Contoh 1.14
Penelitian dengan pendekatan induktif yang bertujuan untuk menyusun
konstruksi teori atau hipotesis melalui pengungkapan fakta merupakan contoh
tipe penelitian yang menggunakan paradigma kualitatif.

Perbedaan antara paradigma kuantitatif dan paradigm kualitatif terletak pada asumsi-
asumsi yang digunakan dalam penelitian. Perbedaan selanjutnya akan mempengaruhi
strategi dan desain penelitian.
 

F.  KRITERIA PENELITIAN ILMIAH

Penelitian ilmiah mempunyai kriteria tertentu, yaitu:
1.  Menyatakan tujuan secara jelas.
2.  Menggunakan landasan teoritis dan metode pengujian data yang relevan.
3.  Mengembangkan hipotesis yang dapat diuji dari telaah teoritis atau berdasarkan
pengungkapan data.
4.  Mempunyai kemampuan untuk diuji ulang (replikasi).
5.  Menarik kesimpulan secara objektif.
6.  Melaporkan hasilnya secara parsimony (simple).
7.  Temuan penelitian dapat digeneralisasi.


G. TAHAPAN PENELITIAN ILMIAH

Tahapan-tahapan dalam penelitian ilmiah merupakan pedoman peneliti untuk
melakukan penelitian dengan cara yang benar. Urutan dan jenis kegiatan penelitian
ilmiah bisa berbeda-beda tergantung jenis penelitiannya.  Secara umum langkah-
langkah penelitian meliputi:
1.  Merumuskan Masalah Dengan Jelas.
2.  Melakukan Studi Kepustakaan/Literatur.
3.  Menentukan Desain/Pendekatan/Strategi Penelitian yang Sesuai.
4.  Merumuskan Hipotesis. Konsep Dasar Penelitian
Lukmanulhakim Almamalik                                                                         Metodologi Penelitian  I -10
5.  Melakukan Identifikasi, Klasifikasi, dan Definisi Operasional dari Variabel-
Variabel Penelitian.
6.  Melakukan Pemilihan/Pengembangan Alat Pengumpul Data Penelitian.
7.  Menentukan Populasi dan Sampel Penelitian.
8.  Mengumpulkan Data Penelitian.
9.  Melakukan Pengolahan dan Analisis Data Penelitian.
10. Melakukan Penarikan Kesimpulan.
11. Menyusun Laporan Penelitian.

Catatan: urutan dan jenis kegiatan yang perlu dilakukan dapat berbeda-beda, sesuai dengan
jenis penelitian.


Klasifikasi dan Lingkup  Penelitian

Lukmanulhakim Almamalik                                                                          Metodologi Penelitian  

II-1

2 KLASIFIKASI & LINGKUP PENELITIAN 



A. KLASIFIKASI PENELITIAN

Penelitian dapat diklasifikasikan berdasarkan berbagasi sudut pandang, diantaranya
berdasarkan:

Bidang Ilmu Tujuan Metode Tingkat
Eksplanasi
Analisis dan
Jenis Data
•  Penelitian
Eksak
•  Penelitian
Sosial 
•  Penelitian
Dasar
(Murni)
•  Penelitian
Terapan
•  Survei
•  Ex. Post
Pacto
•  Eksperimen
•  Naturalistik
•  Penelitian
Kebijakan
•  Penelitian
Tindakan
•  Penelitian
Evaluasi
•  Penelitian
Sejarah
•  Deskriptif
•  Komparatif
•  Asosiatif
•  Kuantitatif
•  Kualitatif
•  Gabungan

Tugas 1: 
Berikan penjelasan singkat mengenai masing-masing penelitian di atas!


B. LINGKUP PENELITIAN BISNIS  

Penelitian bisnis adalah proses pengumpulan dan analisis data yang sistematis dan
objektif untuk membantu pembuatan keputusan-keputusan bisnis. Perbedaan antara
penelitian bisnis dengan penelitian lain terletak pada jenis dan sifat fakta yang diuji.
Fakta dalam penelitian bisnis berkaitan dengan manusia dan usahanya untuk Klasifikasi dan Lingkup  Penelitian

Lukmanulhakim Almamalik                                                                          Metodologi Penelitian  

II-2
meningkatkan kesejahteraan hidup. Penelitian bisnis berkembang pesat sejalan
dengan perkembangan lingkungan bisnis yang semakin kompleks dan dinamis.

Kemajuan teknologi komputer, komunikasi, transportasi dan manufaktur merupakan
faktor utama yang menyebabkan perubahan lingkungan bisnis yang cepat dan
mengarah pada kompetisi bisnis yang ketat dalam skala global. Para manajer, atau
secara kolektif disebut manajemen, memerlukan informasi yang valid dan andal
untuk mendukung pembuatan keputusan.  Penguasaan informasi diperlukan untuk
mengurangi ketidakpastian dan memperoleh keunggulan bersaing.

Fungsi utama manajemen sebagai pembuat keputusan, dan fungsi penyediaan
informasi (keuangan) oleh akuntansi, merupakan fungsi-fungsi yang memegang
peran penting dalam organisasi bisnis  untuk bersaing. Kebutuhan informasi yang
valid dan andal sebagai dasar untuk pembuatan keputusan manajemen, mendorong
perkembangan dan kebutuhan penelitian bisnis, termasuk diantaranya penelitian
manajemen dan akuntansi.

•  Lingkup Penelitian di Bidang Manajemen
Berikut beberapa contoh topik utama dalam lingkup penelitian manajemen
Bisnis Umum Peramalan jangka pendek dan jangka panjang trend bisnis, inflasi
dan penentuan harga, akuisisi, ekspor dan perdagangan
internasional, dsb.
Pemasaran dan
Penjualan
Potensi pasar, bagian dan segmentasi pasar, karakteristik pasar,
konsep produk baru, penjualan, saluran distribusi, promosi
penjualan, perilaku konsumen, dsb.
Keuangan Anggaran, sumber-sumber pembiayaan, modal kerja, investasi,
tingkat bunga dan resiko kredit, biaya modal, penilaian saham
dan obligasi, portofolio, hasil-resiko, rasio-rasio keuangan,
analisis biaya, lembaga keuangan, merger dan akuisisi, dsb.
Manajemen dan
Perilaku
Organisasi
Manajemen mutu terpadu, motivasi dan kepuasan kerja, gaya
kepemimpinan, produktivitas tenaga kerja, efektivitas
organisasional, budaya dan komunikasi organisasi , studi gerak
dan waktu, serikat kerja, dsb.
Sistem Informasi
Manajemen
Sistem Informasi Eksekutif, Sistem komunikasi bisnis, sistem
pendukung keputusan, aliansi fungsi sistem informasi, personil
sistem informasi, dan pengembangan sistem informasi, dsb.

•  Lingkup Penelitian di Bidang Akuntansi
Berikut adalah contoh topik penelitian dalam penelitian akuntansi.
Akuntansi
Keuangan
Teori-teori akuntansi, standar akuntansi keuangan, kebijakan dan
metode akuntansi, pengukuran dan pengakuan akuntanasi,
sistem pelaporan, rasio-rasio keuangan, dsb.
Investasi dan
Pasar Modal
Efisiensi pasar, saham dan obligasi, penawaran efek perdana,
pemecahan saham, pengumuman deviden, resiko dan hasil,
institusi bursa efek, reksa dana, pengaruh pajak, insider trading,
dsb.
Akuntansi
Manajemen
Anggaran, insentif, pengukuran kinerja, alokasi biaya, penentuan
harga pokok, activity based cost, manajemen mutu, just in time, dsb. Klasifikasi dan Lingkup  Penelitian

Lukmanulhakim Almamalik                                                                          Metodologi Penelitian  

II-3
Auditing Teori audit, opini akuntan, sample audit, resiko audit, EDP audit,
dsb.
Sistem Informasi
Akuntansi
Desain dan seleksi sistem, penerapan dan evaluasi sistem,
pengujian pengendalian internal, sistem database,  expert system,
electronic data interchange, berbagai aplikasi perangkat lunak
tertentu pada bidang manajemen keuangan, audit, proses
pengajaran dan konferensi, dsb.
Pajak Perencanaan pajak, sistem dan tata cara perpajakan, akuntansi
pajak, dsb.

•  Linkup Penelitian di Bidang Informatika dan Komputer 
Berikut adalah contoh topik penelitian dalam penelitian informatika.
Rekayasa
Perangkat
Lunak
Desain dan seleksi sistem, penerapan dan evaluasi sistem, sistem
database, expert system, berbagai aplikasi perangkat lunak, dsb.
CIM dan
Simulasi
Komputer
Simulasi sistem, sistem pengendalian berbasis komputer, robotik,
CAD/CAM, CAE, CAPP,  dsb.
Jaringan
Komputer
Sistem operasi, perancangan arsitektur dan jaringan komputer
(LAN,WAN), dsb. 

•  Istilah Informatika diturunkan dari bahasa Perancis  informatique, yang dalam
bahasa Jerman disebut Informatik. 
•  Kata ini identik dengan istilah computer science di Amerika Serikat dan computing
science di Inggris. 
•  Di Indonesia istilah tersebut dikenal  sebagai Ilmu Komputer atau Teknik
Informatika. Istilah ini kedua-duanya dipakai di berbagai Perguruan Tinggi di
Indonesia untuk menamai fakultas, jurusan, atau program studi dalam
menjalankan misi akademisnya.
•  Teknik Informatika/Ilmu Komputer merupakan ilmu yang mempelajari landasan
teoritis komputasi dan informasi serta penerapannya dalam sistem komputer
termasuk perangkat keras maupun perangkat lunak. 
•  Ilmu Komputer mencakup beragam topik yang berkaitan dengan komputer,
mulai dari analisis abstrak algoritma sampai subjek yang lebih konkret seperti
bahasa pemrograman, perangkat lunak, dan perangkat keras.
•  Pengklasifikasian Ilmu Komputer biasanya mengacu pada Matriks Dennings,
yaitu salah satu matriks penggolongan  Ilmu Komputer yang diciptakan oleh
Peter J. Dennings. 
•  Klasifikasi Ilmu Komputer menurut Dennnings terbagi dalam 12 sub bidang. Ke-
12 subbidang Ilmu Komputer ini adalah: 

1.  Algoritma dan Struktur Data 2.  Bahasa Pemrograman
3.  Arsitektur Komputer
4.  Sistem Operasi dan Jaringan
Komputer
5.  Software Engineering
6.  Database dan Sistim Retrieval
Informasi Klasifikasi dan Lingkup  Penelitian

Lukmanulhakim Almamalik                                                                          Metodologi Penelitian  

II-4
7.  Artificial Intelligence dan Robotik  8.  Grafis
9.  Interaksi Komputer dan
Manusia 
10.  Ilmu Komputasi
11. Organizational Informatics  12. Bio Informatik
•  Dennings memberi catatan khusus untuk bidang  Bio Informatik sebagai
bidang baru yang merupakan gabungan  antara Ilmu Komputer dan Biologi,
dan saat ini mengalami perkembangan yang cukup signifikan. 
•  Kemudian seiring dengan peningkatan ilmu dan teknologi, ada kemungkinan
matriks ini akan mengalami perbaikan  lagi di kelak kemudian hari. Baris
dalam matriks Denning ini menggambarkan bidang-bidang dalam ilmu
komputer. Sedangkan kolom pada  matriks menggambarkan paradigma
bidang-bidang tersebut, yang direfleksikan dalam tiga hal:  Teori (Theory),
Abstraksi (Abstraction), dan Desain (Design). 
a.  Teori: adalah berlandaskan pada pendekatan matematika, dimana untuk
mendapatkan suatu teori yang valid, harus melalui proses-proses sebagai
berikut. 
1)  pendefinisian  
2)  pembuatan teorema 
3)  pembuktian  
4)  penginterpretasian hasil 
b.  Abstraksi: atau pemodelan (modeling), adalah berlandaskan pada metode
eksperimen ilmiah, dimana dalam melakukan invesitigasi terhadap suatu
fenomena, harus melalui proses-proses sebagai berikut. 
1)  membentuk hipotesis 
2)  membuat suatu model dan melakukan prediksi 
3)  mendesain eksperimen dan mengumpulkan data 
4)  menganalisa hasil 
c.  Desain: adalah berlandaskan pada pendekatann engineering (teknik),
dimana pada saat mendesain sebuah sistem atau device untuk
memecahkan masalah, harus melalui proses-proses sebagai berikut. 
1)  menyatakan kebutuhan 
2)  menyatakan spesifikasi 
3)  melakukan desain dan implementasi sistem 
4)  melakukan pengujian terhadap sistem 

•  Dari penjelasan diatas, bisa dipahami  bahwa yang bergerak dalam masalah
penelitian ilmu komputer akan banyak berhubungan dengan dua kolom
pertama matriks (Teori dan Abstraksi). Sedangkan yang bergerak dalam
masalah yang lebih teknis dengan memakai pendekatan engineering, akan lebih
banyak berkecimpung dalam ruang  lingkup dua kolom terakhir matriks
(Abstraksi dan Desain). 




 Klasifikasi dan Lingkup  Penelitian

Lukmanulhakim Almamalik                                                                          Metodologi Penelitian  

II-5

  Teori Abstraksi Desain
Algoritma dan
Struktur Data
Teori Komputabilitas  Algoritma Paralel
dan Terdistribusi
Program Aplikasi
Teori Komputasi
Kompleks
Komputasi Paralel  Algoritma Efisien
dan Optimal  Teori Graf
Kriptografi
Algoritma dan Teori
Probabilistik

Bahasa
Pemrograman
Bahasa Formal dan
Automata
BNF  Bahasa Pemrograman
Turing Machines
Metode Parsing,
Compiling,
Interpretation
Formal Semantics  Translator, Kompiler,
Interpreter
Arsitektur  Aljabar Boolean  Arsitektur
Nueman
Produk Hardware (PC,
Superkomputer, Mesin
Von Neumann)  Teori Coding  Hardware
Reliability
Teori Switching  Finite State
Machine
Sistem CAD dan
Simulasi Logika
Teori Finite State
Machine
Model Sirkuit,
Data Path,
Struktur Kontrol
Sistem Operasi
dan Jaringan
Teori Concurrency  Manajemen
Memori, Job
Scheduling
Produk OS (UNIX,
Windows, Mach, dsb)
Teori Scheduling  Model Komputer
Terdistribusi
File dan File Sistem
Teori Manajemen
Memori
Networking
(Protokol,
Naming, dsb)
Pustaka untuk Utilities
(Editor, Formatter,
Linker, dsb)
Software
Engineering
Teori Reliability  Metode
Spesifikasi
Bahasa Spesifikasi
Program Verification
and Proof
Metode
Otomatisasi
Pengembangan
Program
Metodologi
Pengembangan
Software
Temporal Logic  Tool
Pengembangan
Software
Tool untuk
Pengembangan
Software
Database dan
Sistim Retrieval
Informasi
Relational Aljabar dan
Kalkulus
Data Model  Teknik Pendesainan
Database (Relational,
Hierarchical, Network,
dsb)
Teori Dependency
Teori Concurrency  Skima Database   Teknik Pendesainan
Database Sistem (Ingres,
Dbase, Oracle, dsb)
Performance Analysis
Sorting dan Searching  Representasi File
untu Retrieval
Hypertext System
Statistical Inference Klasifikasi dan Lingkup  Penelitian

Lukmanulhakim Almamalik                                                                          Metodologi Penelitian  

II-6
Artificial
Intelligence dan
Robotik
Teori Logika  Knowledge
Representation
Logic Programming
(Prolog)
Semantik dan Sintatik
Model untuk Natural
Language
Metode Pencarian
Heuristic
Neural Network
Conceptual
Dependency
Model Reasoning
dan Learning
Sistem Pakar
Kinematics and
Dynamics of Robot
Motion
Model Memori
Manusia,
Autonomous
Learning
Teknik Pendesaian
Software untuk Logic
Programming
Grafik  Teori Grafik dan Warna  Algoritma
Komputer Grafik
Pustaka untuk Grafik
Geometri Dimensi Dua
atau Lebih
Model untuk
Virtual Reality
Grafik Standar
Teori Chaos  Metode Komputer
Grafik
Image Enhacement
System
Human
Computer
Interaction
Risk Analysis  Pattern
Recognition
Flight Simulation
Cognitive Psychology  Sistem CAD  Usability Engineering
Ilmu Komputasi  Number Theory  Discrete
Approximations,
Fast Fourier
Transform and
Poisson Solvers
Pustaka dan Paket
untuk Tool Penelitian
(Chem, Macsyma,
Mathematica, Maple,
Reduce, dsb)
Binary Representation  Backward  Error
Propagation
Teori Quantum  Finite Element
Models,
Organizational
Informatics
Organizational Science  Model dan Simlasi
berhubungan
dengan
organizational
informatics
Management
Information Systems
Decision Support
Systems  Decision Sciences
Organizational
Dynamics
Bioinformatik  Teori Komputasi  Model Komputasi
DNA Kimia
Organic Memory
Devices
Ilmu Biologi  Protipe Retina
dari Silikon
Proyek Database
Genom Manusia
Medicine  Model Database
Genom Manusia
Analisa Komputer
Terhadap Struktur
Enzim untuk Kesehatan 



C.  KARAKTERISTIK PENELITIAN BISNIS YANG BAIK

Kegiatan di bidang bisnis merupakan kegiatan yang kompleks dan beresiko tinggi.
Oleh karena itu, diperlukan informasi yang lengkap, akurat dan up to date untuk
membuat setiap keputusan. Untuk mendapatkan informasi diperlukan penelitian
yang seksama. Menurut Emory (dalam Sugiyono, 2005), penelitian yang baik
dilakukan sebagai berikut. Klasifikasi dan Lingkup  Penelitian

Lukmanulhakim Almamalik                                                                          Metodologi Penelitian  

II-7
1.  Masalah penelitian dan tujuan harus dirumuskan dengan betul, jelas, dan
spesifik, sehingga tidak menimbulkan berbagai penafsiran.
2.  Prosedur penelitian harus dijabarkan secara rinci, sehingga orang lain dapat
memahami, dapat melaksanakan penelitian tersebut dan dapat mengulanginya
tanpa konsultansi dengan penyusunnya.
3.  Prosedur dalam rancangan penelitian harus dibuat dengan teliti dan hati-hati,
sehingga dapat menghasilkan data yang valid, reliable dan objektif.
4.  Peneliti harus membuat laporan lengkap, sistematis mengikuti prosedur sesuai
dengan rancangan dan mampu memberikan saran-saran untuk pemecahan
masalah berdasarkan temuannya.
5.  Analisis data yang digunakan harus tepat dan mampu membuat generalisasi
yang signifikan.
6.  Setiap kesimpulan yang diberikan harus didukung oleh data yang diperoleh
melalui penelitian. Jangan membuat kesimpulan berdasarkan pendapat
sendiri.
7.  Hasil penelitian akan lebih dipercaya, bila penelitian dilakukan oleh peneliti
yang mempunyai integritas tinggi, berpengalaman, dan telah mempunyai
reputasi. 


Perumusan Masalah Penelitian


Lukmanulhakim Almamalik                                                                          Metodologi Penelitian   

 III-1

3 PERUMUSAN MASALAH PENELITIAN



A. APAKAH MASALAH ITU?

Masalah muncul karena adanya 
1.  KESENJANGAN, yaitu antara :
a.  yang SEHARUSNYA dengan yang TERJADI
b.  yang DIPERLUKAN dengan yang TERJADI
c.  HARAPAN dengan KENYATAAN
2.  Pengaduan 
Contoh 3.1 Pengaduan kualitas produk oleh konsumen
3.  Kompetisi 
Contoh 3.2 Persaingan bisnis


1.  Masalah Penelitian

Tipe masalah penelitian tergantung pada disiplin ilmu dan bidang studi yang menjadi
minat dan perhatian peneliti. Terdapat empat kemungkinan tipe masalah dalam
penelitian :
a.  Masalah-masalah yang ada pada saat  ini di lingkungan organisasi yang
memerlukan solusi.
Contoh 3.3. 
Pimpinan suatu perusahaan berdasarkan  laporan realisasi penjualan selama
periode tertentu mengidentifikasi adanya masalah dalam pencapaian target
penjualan produk X, yang selama beberapa periode mengalami penurunan
dibandingkan dengan volume yang dianggarkan. Pimpinan perusahaan kemudian
memutuskan untuk melakukan penelitian faktor-faktor yang menyebabkan
penurunan produk X yang tidak menguntungkan. 
b.  Area-area tertentu dalam suatu organisasi yang memerlukan pembenahan atau
perbaikan.

 Perumusan Masalah Penelitian


Lukmanulhakim Almamalik                                                                          Metodologi Penelitian   

 III-2
Contoh 3.4
Manajemen perusahaan menilai bahwa kinerja bagian pengiriman produk kurang
optimal dan perlu upaya untuk meningkatkan pelayanan kepada konsumen
perusahaan. Untuk itu, manajemen memutuskan untuk melakukan penelitian
dalam rangka meningkatkan optimalisasi kinerja bagian pengiriman produk.

c.  Persoalan-persoalan teoritis yang memerlukan penelitian untuk menjelaskan
fenomena.
Contoh 3.5
Anggaran sebagai alat perencanaan keuangan suatu perusahaan merupakan
pedoman untuk menilai kinerja manajer dan bawahannya dengan cara
membandingkan target anggaran dengan realisasinya. Selisih anggaran dapat
bersifat menguntungkan maupun merugikan. Secara teoritis, selisih anggaran
dipengaruhi oleh dua aspek: target anggaran yang ditetapkan dan kinerja manajer
dan bawahan. Penelitian ini diarahkan untuk menganalisis kedua aspek yang
menyebabkan selisih anggaran tersebut.

d.  Pertanyaan penelitian yang memerlukan jawaban empiris.
Contoh 3.6
Penelitian yang dilakukan untuk mendapatkan hubungan antara proses
penyusunan anggaran yang melibatkan pimpinan dan bawahan terhadap kinerja
individu yang terlibat dalam proses penyusunan anggaran.


Contoh 3.7 Bidang Masalah dan Topik Penelitian

Bidang Masalah Topik

Pemasaran dan Penjualan
Konsep produk baru
Promosi Penjualan
Perilaku Konsumen

Keuangan
Penilaian saham dan obligasi
Analisis rasio keuangan
Merger dan akuisisi

Perilaku Organisasional
Motivasi kerja
Gaya kepemimpinan
Budaya organisasi

Akuntansi Keuangan
Standar akuntansi keuangan
Kebijakan dan metode akuntansi
Kandungan informasi akuntansi

Akuntansi Manajemen
Pengukuran prestasi manajer
Analisis biaya-volume-laba
Pembuatan keputusan investasi
Sistem Informasi Penerapan Sistem Informasi
Sikap manajemen pengguna
Aplikasi perangkat lunak komputer
 

 Perumusan Masalah Penelitian


Lukmanulhakim Almamalik                                                                          Metodologi Penelitian   

 III-3
B. IDENTIFIKASI MASALAH 

Sebenarnya banyak sekali masalah muncul,  tidak ada individu maupun organisasi
yang tidak mempunyai masalah, tetapi perlu  "mata yang terlatih" untuk
menemukannya. 

Masalah seringkali bisa ditemukan melalui:
1.  BACAAN, terutama  Laporan Penelitian.  Biasanya ada rekomendasi untuk
penelitian lanjutan.
2.  DISKUSI, SEMINAR, PERTEMUAN ILMIAH.  Hadir para pakar, yang mampu
melihat masalah  secara profesional, sehingga ia juga mudah mengidentifikasikan
masalah lainnya.
3.  PERNYATAAN PEMEGANG OTORITAS. Para pemegang otoritas, baik dari
pemerintahan maupun dari bidang keilmuan. Mereka harus berhadapan dengan
masalah secara langsung; sehingga mampu melihat masalah secara lebih jelas.
Pemegang otoritas ilmiah karena keahliannya, juga memiliki kemampuan yang
tinggi untuk melihat masalah. Karena itu, jika pemegang otoritas menunjukkan
adanya masalah, berarti bahwa masalah tersebut memang ada, minimal dari sudut
pandang pemegang otoritas.
4.  PENGAMATAN SEPINTAS. Ilham yang muncul tiba-tiba karena melihat sesuatu,
tanpa ada rencana untuk menemukan masalah. Contoh penemuan konstruksi
cakar ayam.
5.  INTUISI. Masalah yang muncul tiba-tiba, berupa ilham, karena terjadi semacam
"konsolidasi” berbagai informasi, yang berkaitan dengan suatu masalah, sehingga
masalah tersebut bisa terbentuk. Munculnya ilham tidak perlu karena seseorang
sebelumnya melihat sesuatu.
6.  PENGALAMAN PRIBADI. Sejarah perkembangan pribadi atau professional
seseorang yang menyebabkannya mampu melihat masalah. Contoh anak
perngusaha kecil bangkrut, kemudian  ingin melakukan penelitian tentang
karakteristik usaha kecil yang baik.


C. PEMILIHAN MASALAH PENELITIAN

Usaha mengidentifikasi masalah biasanya tidak hanya menghasilkan sesuatu masalah.
Seringkali masalah yang ditemukan jumlahnya lebih dari satu. Masalah-masalah yang
ditemukan tersebut belum tentu seluruhnya cukup layak untuk diteliti, sehingga
perlu dipertimbangkan kelayakannya.

Pertimbangan kelayakan masalah untuk diteliti dilakukan melalui dua arah berikut:
1.  Pertimbangan dari arah masalahnya.
Melalui pertimbangan ini apakah masalah atau pemecahan masalah bisa
memberikan sumbangan terhadap :
•  Pengembangan teori, terutama pada bidang-bidang yang relevan dengan
landasan teori yang digunakan.
•  Pemecahan masalah-masalah praktis, yang dihadapi dalam kehidupam
manusia. Perumusan Masalah Penelitian


Lukmanulhakim Almamalik                                                                          Metodologi Penelitian   

 III-4


Karena itu kelayakan bersifat RELATIF, sesuai dengan konteksnya.

Bisa juga muncul pertimbangan lain dalam analisis kelayakan ini, misalnya:
•  Apakah data tersedia ?
•  Bagaimana masalah itu dinilai dari aspek nilai/norma?

2.  Pertimbangan dari arah peneliti/calon peneliti.
Apakah penelitian yang akan dilakukan sesuai dengan karakteristik peneliti,
contohnya : 
•  Biayanya cukup ?
•  Waktu yang tersedia ?
•  Alat memadai ?
•  Apakah penggunaan teori mencukupi ?
•  Apakah penguasaan metoda mencukupi ?
.

D. PERUMUSAN MASALAH

Tidak ada aturan umum yang berlaku mengenai perumusan masalah tetapi
disarankan agar :
a.  Rumusan masalah hendaknya PADAT DAN JELAS.
b.  Rumusan masalah hendaknya bisa memberikan petunjuk tentang pengumpulan
data yang seharusnya dilakukan.
c.  Rumusan masalah harus fisibel.
d.  Rumusan masalah harus signifikan.
e.  Rumusan masalah bersifat etis.

Perumusan masalah atau pertanyaan penelitian merupakan tahap terakhir dari
penemuan setelah peneliti memilih bidang dan pokok masalah yang diteliti. Kriteria
yang baik menghendaki rumusan masalah atau pertanyaan penelitian yang jelas dan
tidak ambiguitas. Agar memudahkan peneliti dalam menentukan konsep-konsep
teoritis yang ditelaah dan memilih metode pengujian data yang tepat, masalah
penelitian sebaiknya dinyatakan dalam bentuk pertanyaan yang mengekspresikan
secara jelas hubungan antara  dua variabel atau lebih. Rumusan masalah dalam suatu
penelitian dapat berupa lebih dari satu pertanyaan.

Beberapa contoh rumusan masalah penelitian
1.  Apakah ada hubungan antara partisipasi  pengguna dengan kepuasan pengguna
dalam proses pengembangan sistem informasi?
2.  Bagaimanakah bentuk sistem informasi pengolahan data penjualan produk yang
berjalan di Bagian Internet Data Center Divisi JTP PT.INTI (PERSERO) Bandung? 
3.  Bagaimana rancangan suatu perangkat lunak berbasis multimedia untuk
mempresentasikan Universitas XYZ kepada masyarakat luar terutama kepada
calon mahasiswa dan apakah perangkat lunak tersebut cukup handal dan efektif Perumusan Masalah Penelitian


Lukmanulhakim Almamalik                                                                          Metodologi Penelitian   

 III-5
untuk presentasi dan promosi dalam artian informasi yang disampaikan mengena
pada sasarannya?
4.  Bagaimana perancangan antarmuka yang mampu berinteraksi dengan pengguna,
sehingga mahasiswa mampu dengan cepat memahami apa yang divisualisasikan
dalam program komputer?

Rumusan masalah penelitian tidak harus dinyatakan dalam bentuk pertanyaan.
Beberapa peneliti merumuskan masalah penelitiannya ke dalam bentuk pernyataan
tujuan penelitian.

Beberapa contoh rumusan masalah penelitian dalam bentuk pernyataan.
1.  Studi ini dimaksudkan untuk menguji  pengaruh antara partisipasi pengguna
dengan kepuasan pengguna dalam proses pengembangan sistem informasi.
2.  Penelitian ini bertujuan untuk merancang suatu perangkat lunak berbasis
multimedia yang mampu berinteraksi dengan pengguna, sehingga mahasiswa
mampu dengan cepat memahami apa yang divisualisasikan dalam program
komputer.
3.  Suatu analisis mengenai persepsi kepuasan kerja karyawan tetap terhadap
kebijakan manajemen serta persepsi pegawai tetap terhadap pegawai baru di PT.
XYZ.


E. LANGKAH-LANGKAH PENYELESAIAN MASALAH

Setelah masalah dirumuskan, perlu dipikirkan langkah-langkah kegiatan yang perlu
dilakukan hingga masalah dapat diselesaikan. Penetapan langkah-langkah ini tidak
mempunyai aturan umum, juga tidak bisa ditemukan/dipelajari melalui buku-
buku/literatur Metodologi Penelitian,  sehingga biasanya diselesaikan dengan
menggunakan:
•  logika
•  common sense

Seringkali perumusan langkah-langkah kegiatan ini dilupakan dalam perencanaan
suatu penelitian, yang dirumuskan hanya masalahnya saja, sehingga bisa sangat
membingungkan pada saat penelitian akan dilakukan.

Beberapa contoh langkah-langkah penyelesaian masalah:










 Perumusan Masalah Penelitian


Lukmanulhakim Almamalik                                                                          Metodologi Penelitian   

 III-6
Contoh 1:
Membuat Kopi Manis.
Langkah-langkah kegiatan pembuatan  kopi manis dapat diuraikan sebagai
berikut.

Ambil Panci
Isi panci dengan air
PAM
Tunggu hingga air
mendidih
Jerangkan panci di
atas kompor
Menyalakan
kompor
Ambil
korek api
Ambil
cangkir/gelas
Ambil tempat
gula
Ambil sendok
Ambil tempat
kopi
Ambil 3 sendok
kopi
Ambil 2 sendok
gula
Masukkan ke dalam
cangkir/gelas
Tuangkan air mendidih
ke dalam cangkir/gelas
Aduk dengan
sendok
KOPI MANIS









 Perumusan Masalah Penelitian


Lukmanulhakim Almamalik                                                                          Metodologi Penelitian   

 III-7
Contoh 2:
Mempelajari pencarian strategi kebijakan pembinaan industri kecil
berdasarkan faktor-faktor yang mempengaruhi kemampukembangannya.
Contoh ini memperlihatkan sebuah penelitian yang bersifat "mencari"
(eksploratif). 







































Karakteristik
responden
penelitian
Identifikasi faktor-faktor yang
mempengaruhi kemampukembangan
Penentuan Teknik Pengumpulan Data Penelitian  Perancangan kuesioner penelitian
Pengumpulan Data Penelitian
Penentuan faktor eksternal dan internal
industri kecil
Analisis dan usulan strategi 
Identifikasi metoda analisis
Metoda SWOT
Perumusan masalah 
dan tujuan  penelitian
Landasan teori yang
berkaitan dengan industri
kecil, strategi bisnis, SWOT
analisis, metodologi
penelitian, dsb.
Jumlah
responden
penelitian
Metoda
sampling
Kuesioner
penelitian
Faktor eksternal  Faktor  internal
Usulan strategi pengembangan 
industri kecil
Kesimpuan dan saran
Faktor-faktor yang mempengaruhi kemampukembangan industri kecil Perumusan Masalah Penelitian


Lukmanulhakim Almamalik                                                                          Metodologi Penelitian   

 III-8
Contoh 3:
Langkah-langkah perancangan perangkat lunak untuk mengatasi
permasalahan pengiriman barang di PT. ABC menggunakan metoda Waterfall.









































Rumusan Masalah dan
Tujuan Penelitian
Studi Pustaka  tentang Analisis dan
Perancangan Sistem Informasi, Proses
Pengembangan Sistem, Basis Data, Bahasa-
bahasa Pemograman, Metodologi penelitian, 
db 
Pengembangan Model Sistem Informasi
(Metode The Classic life Cycle /
  Analisys
Menganalisais
bahan bahan
yang
digunakan
dalam
pembuatan/
pengembanga
n software

   Coding
Menterjemah
-kan data/
pemecahan
masalah
software
yang telah
dirancang ke
dalam bahasa
pemrograma
n


    Testing
Pengujian
terhadap
program
yang dibuat

Maintenance
Program yang
dibuat dapat
disesuaikan
dengan
keinginan
pemakai
   Design
Menterjemah
-kan bahan
yang
dianalisis ke
dalam bentuk
yang
dimengerti
(DFD,ERD,
Struktur
Tabel,
Struktur
Menu)

Identifikasi proses bisnis di
organisasi/kompleksitas
sistem organisasi dan
kebutuhan sistem
Implementasi
aplikasi sistem yang telah
dibuat
Informasi tentang proses
bisnis, spesifikasi
kebutuhan sistem
Observasi
langsung,
wawancara dengan
user, studi
Arsitektur Sistem
Penyusunan daftar
isian dan
kuesioner
Analisis dan
Evaluasi aplikasi
sistem yang dibuat
Kesimpulan & Saran





Studi Pustaka Dan Hipotesis Penelitian

Lukmanulhakim Almamalik                                                                              Metodologi Penelitian

IV-1

4 STUDI PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN



A.  STUDI PUSTAKA 

•  Setelah  Perumusan Masalah Penelitian dilakukan, selanjutnya dicari berbagai
Teori/Konsep/Generalisasi yang dapat dijadikan sebagai landasan/kerangka
berpikir (landasan teori) bagi penelitian yang akan dilakukan.

•  Deskripsi teori paling tidak berisi tentang penjelasan terhadap variabel-variabel
yang diteliti, melalui pendefinisian, dan uraian yang lengkap dan mendalam dari
berbagai referensi, sehingga ruang lingkup, kedudukan dan prediksi terhadap
hubungan antar variabel yang akan diteliti menjadi lebih jelas dan terarah.

•  Dengan demikian, penelitian harus didasarkan pada suatu LOGIKA tertentu dan
bukan dengan cara coba-coba (trial and error).

•  Teori/Konsep/Generalisasi itu diperoleh dari BACAAN.

Sumber Bacaan 
a.  Kepustakaan Umum.
Untuk menemukan teori atau konsep yang sifatnya umum, misalnya dari buku-
buku teks (Textbook), Ensiklopedi, dsb.
b.  Kepustakaan Khusus.
Untuk menemukan hal-hal bersifat khusus, yang dirumuskan berdasarkan
kepustakaan umum. Misalnya: jurnal, buletin penelitian, tugas akhir, tesis,
disertasi, dsb.
c.  Internet.
Berikut adalah beberapa search engine terkemuka yang ada di internet  yang dapat
Anda gunakan sebagai mesin pencari informasi di internet, misalnya:
1.  AltaVista at www.altavista.com 
2.  Excite at www.excite.com 
3.  FAST Search at www.alltheweb.com 
4.  Google at www.google.com Studi Pustaka Dan Hipotesis Penelitian

Lukmanulhakim Almamalik                                                                              Metodologi Penelitian

IV-2
5.  HotBot at www.hotbot.com 
6.  LookSmart at www.looksmart.com 
7.  Lycos at www.lycos.com 
8.  Yahoo at www.yahoo.com 

•  Pemilihan sumber bacaan dilakukan dengan memperhatikan tiga kriteria berikut :
a.  Kemutakhiran
Sumber bacaan yang lama umumnya berisi teori atau konsep lama yang
mungkin sudah tidak berlaku karena kebenarannya telah dibantah oleh
penelitan yang lebih baru. Oleh karena itu, sebaiknya sumber-sumber bacaan
yang digunakan sebagai bahan referensi penelitian adalah sumber bacaan yang
terbaru.
b.  Relevansi
Bacaan yang digunakan dalam penelitian haruslah mempunyai relevansi
(kecocokan) dengan masalah yang dibahas. 
c.  Kelengkapan
Kelengkapan berkenaan dengan banyaknya sumber yang dibaca.

•  Bacaan perlu dicari sebanyak mungkin agar satu sama lain bisa dibandingkan.
Dengan demikian bisa diperoleh berbagai kesimpulan yang sifatnya teoritis.

•  Kesimpulan teoritis ini bisa digunakan untuk menemukan :
a.  Faktor-faktor utama yang mendasari penelitian.
b.  Mengidentifikasikan berbagai hal yang bias menjadi variabel-variabel
penelitian.

Langkah-langkah untuk melakukan pendeskripsian teori adalah sebagai berikut:
1.  Tetapkan variabel-variabel yang akan diteliti dan jumlah variabelnya.
2.  Cari sumber-sumber bacaan yang sebanyak-banyaknya dan yang relevan
dengan setiap variabel yang diteliti.
3.  Lihat daftar isi setiap buku, dan pilih topik yang relevan dengan setiap
variabel yang akan diteliti.
4.  Cari definisi setiap variabel yang akan diteliti pada setiap sumber bacaan,
bandingkan antara satu sumber dengan sumber yang lain dan pilih definisi
yang sesuai dengan penelitian yang akan dilakukan.
5.  Baca seluruh isi topik buku yang sesuai dengan variabel yang akan diteliti,
lakukan analisis, renungkan, dan buatlah rumusan dengan bahasa sendiri
tentang isi setiap sumber data yang dibaca.
6.  Deskripsikan teori-teori yang telah dibaca dari berbagai sumber ke dalam
bentuk tulisan dengan bahasa sendiri. Sumber-sumber bacaan yang dikutip
atau yang digunakan sebagai landasan  untuk mendeskripsikan teori harus
dicantumkan.





 Studi Pustaka Dan Hipotesis Penelitian

Lukmanulhakim Almamalik                                                                              Metodologi Penelitian

IV-3
B. PERUMUSAN HIPOTESIS
Proporsi : 
•  Suatu pernyataan mengenai konsep yang dapat dinilai benar atau salah jika
merujuk pada fenomena yang dapat diamati. Jika dirumuskan untuk diuji secara
empiris, maka proporsi disebut hipotesis.

Hipotesis :
•  Hipotesis adalah pernyataan atau dugaan jawaban sementara terhadap masalah
yang diteliti, yang kebenarannya masih perlu diuji dan dibuktikan melalui
penelitian. Hipotesis bisa juga merupakan dugaan tentang objek penelitian, yang
masih perlu diuji kebenarannya.
•  Karena bersifat dugaan (prediktif), taraf ketepatan prediksi sangat dipengaruhi
oleh taraf ketepatan/kebenaran landasan teori yang digunakan dalam penelitian.
•  Penelitian yang merumuskan hipotesis  adalah penelitian yang menggunakan
pendekatan kauantitatif. Pada penelitian  kualitatif, tidak merumuskan hipotesis,
akan tetapi justru menemukan hipotesis. Selanjutnya hipotesis tersebut akan diuji
oleh peneliti dengan menggunakan pendekatan kuantitatif.

Jenis-jenis Hipotesis :
1.  Menurut FUNGSI hipotesis :
a. Hipotesis DESKRIPTIF 
Menggambarkan keadaan obyek penelitian menurut variabel tertentu. Hipotesis
secara khusus menyatakana keberadaan, ukuran, bentuk, atau distribusi suatu
variabel.
    Contoh : 
ƒ  Kemampuan daya beli masyarakat (dalam populasi) itu rendah.
ƒ  Rata-rata tiap hari jumlah pembeli di toko di Bandung = 300.

b. Hipotesis tentang HUBUNGAN (Asosiatif)
    Menyatakan saling hubungan antara dua variabel atau lebih.
Contoh : 
ƒ  Terdapat hubungan positif dan signifikan antara gaya kepemimpinan
manajer dengan prestasi kerja karyawan.

c. Hipotesis tentang PERBEDAAN (komparatif)
Menyatakan perbedaan antar kelompok yang berlainan menurut variabel
tertentu. 
Contoh :
ƒ  Tidak terdapat perbedaan produktivitas kerja antara karyawan di PT X dan
PT Y.
ƒ  Terdapat perbedaan jumlah pengujung antara toko kelompok A, B, dan C.

2.  Menurut SIFAT hipotesis :
      Hipotesis Kerja:
Hipotesis yang SESUAI dengan dugaan  peneliti. Hipotesis kerja berupa
jawaban sementara terhadap rumusan masalah dan hipotesis yang akan diuji.
Hipotesis kerja disusun berdasarkan atas teori yang dipandang handal.
 Studi Pustaka Dan Hipotesis Penelitian

Lukmanulhakim Almamalik                                                                              Metodologi Penelitian

IV-4
a.  Hipotesis NOL :
Hipotesis yang BERLAWANAN dengan dugaan peneliti. 
Digunakan dengan tujuan agar peneliti tidak terpengaruh oleh dugaan sendiri
disaat melakukan penelitian.
Hipotesis nol dirumuskan karena teori yang digunakan masih diragukan
keandalannya.
Contoh: 
ƒ  H0 : Daya tahan lampu pijar merk X = 600 jam.

b.  Hipotesis STATISTIK :
Dugaan mengenai besarnya parameter tertentu dari objek yang diteliti.
Hipotesis statistik itu ada jika bekerja dengan sampel.
Contoh : 
ƒ  Berat badan rata-rata mahasiswa Indonesia (diduga) sebesar 51,2 kilogram.

ƒ  H0 : µ = 600
      H1 : µ ≠ 600

•  Hipotesis yang baik:
Harus sesuai dengan tujuan penelitian
Harus dapat diuji dengan menggunakan data empiris.
Disusun atas dasar kondisi yang paling mungkin dan tidak memerlukan banyak
asumsi.

•  Tidak semua penelitian mempunyai Hipotesis
Contoh Penelitian Deskriptif tidak menguji hipotesis, tetapi membuat deskripsi
tentang objek penelitian. Contoh lain penelitian dalam bidang rekayasa,
perancangan suatu produk sistem informasi misalnya tidak perlu menggunakan
hipotesis. 
 




Desain Penelitan

Lukmanulhakim Almamalik                                                                               Metodologi Penelitian


V- 1

5 DESAIN PENELITAN



A. PENDAHULUAN

•  Penelitian merupakan suatu proses yang dilaksanakan selama jangka waktu
tertentu dan memerlukan pengorbanan waktu, tenaga, pikiran, dan dana.
•  Penyusunan rancangan penelitian harus dilakukan sebaik-baiknya.
•  Keseluruhan rancangan penelitian sangat tergantung pada desain yang dibuat
peneliti.

Desain penelitian merupakan perencanaan, struktur, dan strategi penelitian dalam
rangka menjawab pertanyaan dan mengendalikan penyimpangan yang mungkin
terjadi.

•  Tujuan Desain Penelitian :
ƒ  Menyediakan jawaban-jawaban yang diperlukan dalam penelitian
ƒ  Mengendalikan penyimpangan yang mungkin.


B. KLASIFIKASI DESAIN PENELITIAN

•  Tujuan penelitian, pada dasarnya adalah pengembangan teori dan pemecahan
masalah. Kedua tujuan ini sifatnya masih umum. Secara lebih spesifik, hasil
penelitian dapat dimaksudkan sebagai: studi eksplorasi, studi deskriptif, dan
pengujian hipotesis.

      Studi Eksploratif
•  Studi eksploratif (studi penjajagan) dilakukan jika peneliti memiliki
keterbatasan informasi mengenai masalah penelitian tertentu, karena
penelitian-penelitian seebelumnya yang meneliti permasalahan tersebut masih
terbatas. Desain Penelitan

Lukmanulhakim Almamalik                                                                               Metodologi Penelitian


V- 2
•  Studi penjajagan digunakan sebagai riset awal untuk menjelaskan dan
mendefinisikan suatu masalah.
•  Studi eksplorasi dapat dikelompokkan ke dalam empat katagori:
a.  Survey pengalaman
b.  Analisis data skunder
c.  Metode studi kasus
d.  Uji coba (pilot study) untuk analisis kualitatif.
•  Teknik pengumpulan data umumnya: observasi dan wawancara.
•  Tipe data yang dikumpulkan umumnya: data kualitatif.


Studi Deskriptif
•  Studi deskriptif merupakan penelitian terhadap fenomena atau populasi
tertentu yang diperoleh peneliti dari subjek berupa : individu, organisasional,
industri atau perspektif lain. 
•  Tujuan studi ini untuk menjelaskan aspek-aspek yang relevan dengan
fenomena yang diamati.
•  Tipe data yang digunakan: data kualitatif dan kuantitatif.

Pengujian Hipotesis
•  Pengujian Hipotesis bertujuan untuk menguji hipotesis.
•  Umumnya penelitian yang menjelaskan fenomena dalam bentuk hubungan
antar variabel.
•  Tipe hubungan dapat berupa hubungan korelasional, komparatif, dan
hubungan sebab-akibat.


C. LINGKUNGAN STUDI

•  Penelitian terhadap suatu fenomena dapat dilakukan pada lingkungan yang
alami dan lingkungan yang artificial (buatan).

•  Berdasarkan kondisi lingkungan penelitian dan tingkat keterlibatan peneliti,
penelitian dapat diklasifikasikan menjadi tiga katagori, yaitu: studi lapangan,
eksperimen lapangan dan eksperimen laboratorium.
a.  Studi lapangan: penelitian yang dilakukan untuk menguji hubungan
korelasional antar variabel dengan  kondisi lingkungan yang alami dan
tingkat keterlibatan peneliti minimal.
b.  Eksperimen lapangan: penelitian yang dilakukan pada lingkungan
penelitian alamiah. Peneliti dalam penelitian ini memanipulasi variabel
tertentu untuk mengetaui akibat yang ditimbulkannya. Tingkat
keterlibatan peneliti lebih tinggi.
c.  Eksperimen Laboratorium: penelitian yang dilakukan untuk menguji
hubungan sebab akibat pada lingkungan buatan (artificial).


D. UNIT ANALISIS Desain Penelitan

Lukmanulhakim Almamalik                                                                               Metodologi Penelitian


V- 3

•  Tingkat agregasi data yang dianalisis dalam penelitian.
•  Ditentukan berdasarkan pada rumusan masalah atau pertanyaan penelitian.
•  Merupakan elemen yang penting dalam desain penelitian karena
mempengaruhi proses pemilihan, pengumpulan, dan analisis data.
•  Unit analisis: tingkat individual, kelompok, dan organisasional atau tingkat
perusahaan, industri, dan negara.

E. HORISON WAKTU

Data penelitian dapat dikumpulkan sekaligus pada periode tertentu (satu titik waktu)
atau dikumpulkan secara bertahap dalam beberapa periode waktu yang relatif lebih
lama, tergantung pada karakteristik masalah penelitian yang akan dijawab.

Penelitian Satu Tahap
Penelitian yang datanya dikumpulkan sekaligus. Data yang dikumpulkan dapat
berupa data dari satu atau beberapa subjek penelitian yang mencakup satu atau
beberapa periode.

Studi Cross Sectional 
Studi untuk mengetahui hubungan komparatif beberapa subjek yang diteliti. Tipe
studi satu tahap yang datanya berupa beberapa subjek pada waktu tertentu. 

Contoh : 
Studi perbandingan mengenai profitabilitas lime perusahaan pada tahun tertentu.

Studi Time Series
Studi time series lebih menekankan pada penelitian berupa data rentetan waktu. 

Contoh : 
Penelitian mengenai perkembangan penjualan suatu perusahaan selama periode
tahun 1990-1998.




 

Variabel Penelitian dan Pengukuran 
Lukmanulhakim Almamalik                                                                             Metodologi Penelitian

VI- 1

6 VARIABEL PENELITIAN DAN PENGUKURAN  



A.  PENGERTIAN VARIABEL

Konsep 
•  Konsep adalah definisi yang digunakan untuk menggambarkan  - secara
abstrak - sifat suatu objek/fenomena atau generalisasi sifat sekelompok
objek/fenomena, sehingga bisa digunakan untuk menggambarkan sifat
objek/fenomena sejenis.  
•  Konsep bisa mempunyai tingkatan generalisasi berbeda, dan semakin dekat
dengan kenyataan akan semakin mudah diukur. 
•  Konsep Ilmu Alam dan Konsep Ilmu Sosial.
ƒ  Konsep Ilmu Alam lebih kongkrit, karena menggambarkan fenomena alam
yang kongkrit.
Contoh : 
Panas, walaupun tanpa definisi, tetap bisa dimengerti karena bisa
dirasakan.

ƒ  Konsep Ilmu Sosial lebih abstrak, perlu didefinisikan dengan jelas agar bisa
dipahami oleh semua orang dengan pengertian yang sama.
Contoh :
Agresif, perlu didefinisikan/dijelaskan untuk dapat dimengerti.

•  Peneliti perlu merumuskan konsep penelitian dengan baik agar hasilnya dapat
dimengerti orang lain dan memungkinkan untuk direplikasi atau diekstensi
peneliti lain.

Variabel
•  Variabel adalah KONSEP yang mempunyai VARIASI NILAI.
Contoh :  
Badan adalah bukan variabel, karena tidak mempunyai variasi nilai.
Tinggi badan  merupakan variabel, karena bisa bervariasi nilainya.



 Variabel Penelitian dan Pengukuran 
Lukmanulhakim Almamalik                                                                             Metodologi Penelitian

VI- 2
B.  IDENTIFIKASI VARIABEL
•  Ditinjau dari kepentingan penelitian, variabel bisa diartikan melalui beberapa
cara, diantaranya:
a.  Variabel merupakan segala sesuatu yang menjadi objek pengamatan.
b.  Variabel merupakan faktor-faktor yang mempunyai peranan dalam
gejala/peristiwa yang diamati.

•  Pemilihan variabel penelitian tergantung pada:
a.  Landasan teoritis penelitian.
b.  Hipotesis penelitian.

•  Jumlah variabel yang digunakan dalam penelitian menentukan KEDALAMAN
penelitian, makin sedikit variabel yang digunakan berarti penelitian makin
rendah ketelitiannya.

C.  KLASIFIKASI VARIABEL
•  Klasifikasi variabel menunjukkan jenis/sifat variabel, sehingga berpengaruh
juga pada cara pengumpulan data.

•  Terdapat beberapa macam klasifikasi variabel, diantaranya:
a.  Klasifikasi variabel berkaitan dengan PROSES KUANTIFIKASI
1.  Variabel Nominal (KATAGORIK/DIKOTOMIK)
ƒ  Diukur berdasarkan golongannya, tanpa memberi nilai pada setiap
golongan. 
ƒ  Sifat golongan tersebut diskrit dan mutually exclusive.

Contoh: 
Variabel jenis kelamin, yaitu:  laki-laki dan perempuan. Untuk
varibel ini tidak ada nilai apapun yang bisa diberikan kepada kedua
golongan ini.

2.  Variabel Ordinal
ƒ  Diukur menurut jenjang, mengikuti suatu atribut tertentu, sehingga
diperoleh rangking/tingkatan objek jika diukur dengan variabel
tersebut. 
ƒ  Tidak diketahui perbandingan nilai antar tingkatan, hanya lebih
tinggi atau rendah saja.

Contoh: 
Dua kegiatan objek akan diukur, yaitu belajar dan olah raga. Jika
atribut yang digunakan adalah prioritas bagi kecepatan studi, maka
belajar lebih tinggi jenjang prioritasnya dibandingkan olah raga.

3.  Variabel Interval
ƒ  Dinyatakan dengan interval/rentang, bukan dengan nilai mutlak.
ƒ  Hasil pengukuran dengan asumsi terdapat satuan pengukuran
yang sama Variabel Penelitian dan Pengukuran 
Lukmanulhakim Almamalik                                                                             Metodologi Penelitian

VI- 3
ƒ  Mengandung informasi tentang urutan dan urutan jenjang obyek
dari yang satu terhadap yang lainnya.

Contoh: 
Berat badan diukur dengan kelas, sebagai berikut:
               0  – 20 kg
              21 – 40 kg
              41 – 60 kg, dst.

4.  Variabel Rasio
ƒ  Informasi tentang interval dan nilai mutlak atribut yang ada pada
suatu objek
ƒ  Jarak (interval) tidak dinyatakan dengan perbedaan kelas tetapi
terhadap titik nol.

Contoh: 
Berat badan 60 kg, berarti ada jarak 60 x satuan kilogram dari titik
nol.

b.  Klasifikasi variabel berkaitan dengan FUNGSI/PERAN
1.  Variabel bebas (independen), variabel yang dipelajari pengaruhnya
terhadap variabel yang lain (variabel dependen).

2.  Variabel terikat (dependen); variabel yang kondisinya dipengaruhi oleh
variabel yang lain (variabel bebas/independen).




                    Variabel pengaruh                                Variabel terpengaruh
Contoh :
Kemampuan kerja dan produktivitas.
Kemampuan kerja (variabel bebas) dan produktivitas (variabel
tergantung).

D. DEFINISI OPERASIONAL VARIABEL 
•  Definisi yang didasarkan pada sifat/atribut yang diamati pada obyek
penelitian, bisa berbentuk kualitatif atau kuantitatif. 
•  Definisi operasional variabel bertujuan untuk menjelaskan makna variabel
penelitian.
•  Terdapat 3 pola penentuan definisi operasional variabel:
1.  Berdasarkan kegiatan.
Kegiatan yang harus dilakukan/terjadi agar yang didefinisikan dianggap
telah terjadi. 
Contoh: 
Orang pemalas adalah orang yang tidur minimal selama 60 jam seminggu.
Variabel
Bebas
Variabel
Tergantung Variabel Penelitian dan Pengukuran 
Lukmanulhakim Almamalik                                                                             Metodologi Penelitian

VI- 4

2.  Berdasarkan operasi yang dilakukan obyek.
      Menunjukkan bagaimana hal yang didefinisikan beroperasi.
Contoh: 
Tukang tik yang mahir adalah orang yang sanggup mengetik tanpa
melihat.

3.  Berdasarkan tampaknya obyek.
Menunjukkan bagaimana objek itu tampak.
Contoh: 
Mangga yang mentah dagingnya berwarna putih dan kulitnya berwarna
hijau.
 

E.  HUBUNGAN ANTAR VARIABEL
•  Kegiatan ilmiah banyak yang merupakan kegiatan untuk mencari/meneliti
hubungan antara 2 variabel atau lebih.
•  Hubungan paling mendasar adalah hubungan antara 2 variabel, yaitu
hubungan antara Variabel Terikat (Dependent Variabel) dengan Variabel
Bebas (Independent Variabel).
•  Jenis hubungan antar variabel dapat dinyatakan sebagai berikut.
a.  Hubungan Simetris : 
Hubungan dimana variabel yang satu tidak disebabkan/dipengaruhi
variabel lain.
1.  Kedua variabel merupakan INDIKATOR konsep yang sama.
Contoh : Dingin dapat menyebabkan bulu berdiri dan rasa lapar. Di
sini bulu berdiri bukan karena rasa lapar, dan rasa lapar bukan
karena bulu berdiri.
2.  Kedua variabel merupakan AKIBAT dari faktor yang sama.
Contoh : Industrialisasi mengakibatkan banyak diskotik dan banyak
tukang becak. Di sini, pertambahan jumlah diskotik bukan karena
pertambahan jumlah tukang becak, dan pertambahan jumlah tukang
becak bukan karena pertambahan jumlah diskotik.
3.  Kedua variabel BERKAITAN SECARA FUNGSIONAL. Jika salah
satu ada, maka yang lainnya akan muncul.
Contoh :  Jika ada majikan, mesti ada buruh. Jika ada guru mesti ada
murid.
4.  Hubungan antara kedua variabel terjadi secara kebetulan, dan bukan
karena sebab akibat.
Contoh :  Ujian diselenggarakan hari Selasa, si A tidak lulus.

b.  Hubungan Timbal balik
Dalam hubungan antara 2 variabel, variabel yang satu dapat menjadi
sebab dan juga bisa merupakan akibat dari variabel lainnya.

Contoh : Penanaman modal dapat mendatangkan keuntungan.
            Keuntungan memberikan kesempatan untuk menanam modal.
 Variabel Penelitian dan Pengukuran 
Lukmanulhakim Almamalik                                                                             Metodologi Penelitian

VI- 5
c.  Hubungan Asimetris (2 variabel dan 3 atau lebih variabel)
Dalam hubungan antara 2 variabel atau lebih, variabel satu
mempengaruhi variabel lainnya. Hubungan asimetris dapat terdiri dari:
1.  Hubungan Asimetris 2 variabel.
Hubungan antara 2 variabel (Bivariat), yaitu: variabel pengaruh (x)
dan  variabel yang dipengaruhi (y).



 
     Variabel pengaruh                                      variabel terpengaruh

 2. Hubungan asimetris 3 variabel atau lebih.
Dalam kenyataan jarang ada hubungan antara 2 variabel yang murni,
selalu ada variabel ketiga, keempat, dst., yang ikut “mengganggu”
hubungan antara dua variabel tersebut. 
        
      Hubungan Asimetris ini disebut HUBUNGAN MULTIVARIAT.









F.   BEBERAPA JENIS VARIABEL YANG PERLU DIPERHATIKAN
DALAM HUBUNGAN ANTAR VARIABEL

a.  Variabel Moderator
Merupakan variabel yang mempengaruhi hubungan antara variabel bebas dan
terikatn. Variabel ini disebut variabel bebas kedua.

Contoh : 








b.  Variabel Intervening 
Merupakan variabel yang mempengaruhi  hubungan antara variabel independen
dan dependen, tetapi tidak dapat diamati dan diukur.



x  y
X2  y
X1
Xn
Partisipasi
(var bebas)
Kinerja
(var terikat)
Struktur organisasi
(var moderating) Variabel Penelitian dan Pengukuran 
Lukmanulhakim Almamalik                                                                             Metodologi Penelitian

VI- 6
Contoh :




c.  Variabel kontrol
Variabel yang dikendalikan atau diusahakan bernilai tetap, sehingga pengaruhnya
tidak terasa. Variabel kontrol sering digunakan peneliti jika akan melakukan
penelitian yang sifatnya membandingkan.





Partisipasi
(var bebas)
Motivasi
(var intervening)
Kinerja (var terikat)